Namun praktik ini menjadi tujuan medis jika dilakukan pada perempuan yang baru saja melahirkan dan pasca menopause.
Lalu perlukah kita melakukan vaginal rejuvenation atau peremajaan vagina?
Bentuk, warna, serta ukuran vagina sangat bervariasi, sama seperti tubuh setiap perempuan yang tidak sama antara satu dan yang lain.
Ross juga mengatakan bahwa vagina itu bervariasi dan tidak ada 'vagina yang sempurna'.
"Pada dasarnya, tidak ada definisi tunggal tentang vagina yang ideal itu seperti apa. Namun pornografi dan media sosial bertanggung jawab karena membuat setiap perempuan punya obsesi dengan memiliki 'vagina yang sempurna'," jelas Ross.
Baca juga: Waspada! Ini Faktor yang Mampu Picu Munculnya Infeksi Jamur pada Vagina
Prosedur vaginal rejuvenation biasanya dilakukan untuk mengatasi vagina yang kendor usai melahirkan dan penuaan.
Berikut rangkaian perawatan vaginal rejuvenation:
1) Membesarkan labia
2) Menghapus perubahan warna kulit pada labia
3) Meningkatkan elastisitas labia
5) Mengembalikan ukuran dan bentuk labia
6) Meningkatkan rangsangan G-Spot untuk mengintensifkan orgasme
Bentuk vaginal rejuvenation sendiri ada bermacam-macam seperti femilift, labiaplasty, operasi vaginoplasty, dan masih banyak lagi.
Perlu diketahui, FDA (Food and Drug Administration) belum menyetujui penggunaan perangkat medis apapun untuk peremajaan dan estetika vagina yang bertujuan untuk menopause, masalah urine, dan fungsi seksual.
Prosedur vaginal rejuvenation juga tidak dapat persetujuan dari American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG). (*)