Bisa Berdampak pada Tumbuh Kembang Anak, Segera Deteksi Dini Alergi si Kecil

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 26 Juni 2021
Mencegah alergi susu sapi pada anak
Mencegah alergi susu sapi pada anak comzeal

Parapuan.co - Alergi bisa dialami oleh siapa saja, termasuk juga anak-anak.

Alergi yang dialami anak pun dapat bermacam-macam dan memberikan efek samping yang beragam.

Adanya menyebabkan sakit pada fisik hingga menganggu pertumbuhannya.

Untuk itu, ada baiknya hal ini dicegah dengan adanya deteksi dini alergi pada anak.

Hal ini pun diungkapkan oleh para ahli dalam rangka World Allergy Week 2021 melalui Webinar Kesehatan dengan tema “Atasi Alergi Si Kecil dengan Deteksi Dini“ pada Sabtu (26/6/2021).

Dewi Angraeni, Business Head Morinaga, KALBE Nutritionals meyakini setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh kembang secara optimal termasuk anak dengan kondisi alergi.

Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia: Ramai Minum Minyak Kayu Putih Bisa Sembuhkan Covid-19, Ternyata Justru Berbahaya dan Sebabkan Keracunan

“Orang tua perlu mengetahui bahwa si Kecil yang alergi tetap dapat tumbuh optimal dan berprestasi jika alerginya diatasi dengan deteksi secara dini,” jelas Dewi Angraeni. 

Penyakit alergi seperti asma, rinitis alergi, alergi makanan, dermatitis atopik, serta alergi protein susu sapi  merupakan kasus alergi yang paling banyak diderita oleh si Kecil. 

Pada acara webinar tersebut, Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes. Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak menjelaskan mengenai alergi yang dialami anak juga bisa datang dari makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

Salah satu yang paling banyak mendatangkan alergi adalah susu sapi.

Alergi susu sapi merupakan salah satu alergi makanan yang paling sering dialami anak-anak di Asia. Kejadian alergi susu sapi pada anak-anak di Indonesia yaitu 0,5% - 7,5%. Meskipun sebagian besar anak-anak pulih dari gejala saat meninggalkan periode balita, tetapi bukan berarti alergi ini bisa disepelekan," ungkap Prof. Budi.

Budi pun menjelaskan apabila tidak segera terdeteksi, hal ini bisa berdampak pada tumbuh kembang anak.

"Jika kondisi alergi terdiagnosis sejak awal dan segera dikonsultasikan ke dokter maka dapat dilakukan tata laksana yang tepat sehingga tumbuh kembangnya optimal. Sebaliknya, jika terlambat didiagnosis dan orang tua mendiagnosis sendiri, maka bisa muncul dampak-dampak tidak diinginkan, yaitu dampak kesehatan yaitu tumbuh kembang anak, serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi atau sakit jantung di kemudian hari. Kemudian dampak ekonomi karena harus sering berobat ke dokter, serta dampak psikologis karena bisa timbul stress pada ibu dan anaknya,“ jelasnya..

Ia juga mengatakan gejala yang bisa terjadi jika Si Kecil mengalami alergi susu sapi sangatlah beragam.

Baca Juga: Berniat Minum Air Eucalyptus Untuk Pulihkan Anosmia, Tasya Farasya Langsung dapat Teguran dari Dokter dan Perawat

“Gejala alergi susu sapi dapat muncul dengan gejala ringan, sedang sampai berat, dan dapat mengenai tiga organ. Kejadian yang paling sering yaitu keluhan di saluran cerna seperti diare sebanyak 53%, kemudian kolik 27%. Gejala susu sapi bisa juga bisa mengenai di saluran napas, misalnya batuk-batuk di malam hari ke arah pagi hari. Kejadian gejala di saluran napas yaitu asma 21%, rinitis 20%. Gejala alergi bisa muncul di kulit, organ ketiga, kebanyakan berupa eksim atau dermatitis atopik sebanyak 35%, sedangkan biduran atau urtikaria sebesar 18%. Gejala yang berat berupa sistemik yaitu timbulnya anafilaksis sebesar 11%,“ tambahnya.

Faktor risiko berkembangnya alergi pada si Kecil dapat berasal dari faktor genetik atau keturunan yaitu dari keluarga dengan riwayat alergi.

Adapun kasus alergi protein susu sapi umumnya terjadi pada si Kecil yang tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI).

Oleh karena itu, pencegahan alergi protein susu sapi dapat dilakukan dengan cara memberikan ASI eksklusif bagi anak. 

“Jika bunda tidak dapat memberikan ASI dan Si Kecil berbakat alergi tapi belum muncul gejala alerginya, maka dapat diberikan susu yang telah diformulasikan secara khusus seperti susu dengan protein hidrolisa parsial (PHP). Namun jika gejala alergi sudah muncul dapat diatasi dengan nutrisi medis khusus yaitu susu dengan protein terhidrolisa ekstensif, susu dengan isolat protein kedelai (soya) atau susu asam amino,” ungkap Prof. Budi dalam acara webinar tersebut.

Berbicara dalam kesempatan yang sama, hadir pula Ariska Putri Pertiwi, Miss Grand International 2016, yang memiliki anak alergi.

“Dokter menyarankan nutrisi pengganti susu formula sapi dengan susu formula soya ketika mendiagnosis alergi susu sapi pada Kyara, anak saya," ujar Ariska.

Ariska yang juga merupakan seorang Dokter Muda itu pun mengungkapkan gejala yang dialami anaknya saat mengalami alergi susu sapi.

Baca Juga: Selamat, Tata Janeeta Melahirkan di Usia 38 Tahun, Tengok Potret Tampan Putranya

"Gejala yang muncul yaitu ruam kemerahan di kulit. Saya sempat khawatir mengenai susu formula soya, namun saya memilih Morinaga Soya karena nutrisinya ternyata setara dengan susu sapi dan dilengkapi probiotik Triple Bifidus yang mempercepat penyembuhan alergi. Terbukti saat ini Kyara 1,5 tahun tumbuh baik dengan berat dan tinggi badannya yang sesuai tahapan usianya, sehat, aktif, ekspresif,“ terangnya.

Selain itu, Dewi mengatakan bahwa alergi pada anak yang berbeda pun harus ditangani dengan cara yang berbeda pula.

 

“Setiap anak memiliki kecenderungan alergi berbeda dan harus diatasi dengan penanganan yang tepat. Salah satu caranya adalah memberikan asupan makanan dan nutrisi bebas alergi untuk Si Kecil. Jangan biarkan alergi menghambat potensi Si Kecil,” jelas Dewi Angraeni.

Untuk itu, ada baiknya alergi pada anak dideteksi sejak dini dengan melakukan cek alergi dan berkonsultasi dengan dokter. (*)