Ditakutkan, perempuan akan jauh lebih sulit menabung untuk keperluan masa depannya karena produk yang ditawarkan produsen lebih mahal.
Padahal kalau kita melihat situasi pandemi saat ini, perempuan adalah golongan yang paling terdampak secara finansial.
Belum lagi masalah kesenjangan gaji antara laki-laki dan perempuan.
Tentunya pink tax yang terus menerus ini akan semakin merugikan bagi kondisi keuangan perempuan.
Baca Juga: Tips dari Pakar Keuangan agar Tidak Over Budget di Resepsi Pernikahan
Namun, hal ini bukan sepenuhnya salah produsen juga loh, Kawan Puan.
Sebab kembali lagi pada pribadi kita masing-masing, apakah kita mau menghabiskan lebih banyak uang untuk produk dengan kemasan menarik atau membeli produk apa adanya.
Kelly Hearn, seorang psikoterapis menjelaskan bahwa perempuan memiliki ketetarikan pada value tertentu seperti membeli produk dengan kemasan yang lebih cantik.
Nah, hal inilah yang dimanfaatkan oleh produsen.
Maka dari itu, kita harus lebih cermat lagi dalam berbelanja.
"Luangkan waktu sejenak untuk bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan: Mengapa saya membeli ini?" kata Kelly.
(*)