Menurut Epidemolog, Herd Immunity Akan Sulit Dicapai di Indonesia

Firdhayanti - Selasa, 29 Juni 2021
Herd immunity
Herd immunity kemalbas

Parapuan.co - Baru-baru ini, Joko Widodo berharap agar herd immunity dapat dicapai di Indonesia. 

Hal itu dikatakan dalam unggahan Instagram di akun resminya, @jokowi pada Minggu (20/6/2021) lalu. 

"Vaksin-vaksin ini diharapkan akan memperkuat upaya pemerintah dalam mempercepat program vaksinasi nasional sehingga kekebalan komunal bisa segera tercapai," ujar Jokowi. 

Baca Juga: Beda dengan Gejala Ringan, Ini Tanda Orang Termasuk Pasien Covid-19 Gejala Sedang

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Joko Widodo (@jokowi)

Akan tetapi, epidemolog mengatakan bahwa hal itu sulit untuk dicapai di Indonesia. 

Menurut Pandu Riono, Ahli Epidemolog Universitas Indonesia (UI), herd immunity sulit dicapai oleh Indonesia. 

"Ya tidak mungkin dicapai. Memangnya mudah vaksinasi segitu banyaknya? Memangnya vaksin kita bagus?" kata Pandu saat dihubungi PARAPUAN pada (24/6/2021). 

Pandu juga mengatakan bahwa pergerakan vaksin di Indonesia terbilang lambat.

Selain itu, ketersediaan vaksin juga memengaruhi kecepatan vaksin. 

"Lamban. Pertama kita nggak punya vaksin yang bagus. Kita hanya punya vaksin yang moderat. Terus kemudian negara kita luas. Terus kemudian stok vaksin kita terbatas. Jadi herd immunity nggak mungkin tercapai." 

Selain itu, Pandu mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada penelitian lebih lanjut mengenai vaksin. 

"Kedua kita nggak tau berapa lama kekebalannya bertahan," imbuhnya Pandu. 

Pelaksanaan vaksin semenjak pandemi ini pun juga baru dilaksanakan hanya beberapa bulan.

Seiring dengan berjalannya vaksin, mutasi juga terus berjalan.

Menurut Pandu, mutasi yang semakin banyak bisa mengurangi keefektifannya karena imun kita tidak mengenali jenis virus yang baru. 

"Kecuali kalau virusnya nggak berubah-ubah, lalu vaksinnya bagus," katanya. 

Baca Juga: Lakukan Hubungan Seks di Saat Terkena Covid-19? Ini Penjelasan Dokter

"Sama seperti virus flu. Makanya kalo flu musiman setiap tahun harus divaksinasi dengan vasin yang khusus untuk virus yang berkembang pada saat itu. Vaksin yang lama sudah tidak berfungsi. Mungkin kita nanti akan divaksin setiap setahun atau setiap 6 bulan, kita nggak tahu. Bedanya kan kalau Covid enggak kenal musim, sepanjang musim," paparnya. 

Meskipun terus bermutasi, Pandu juga menjelaskan bahwa vaksin efektif untuk mengurangi sakit berat dan risiko kematian akibat Covid-19. 

"Untuk mencegah kematian. Tapi harus cepat. Kita kan berkejaran dengan kecepatan mutasi," jawab Pandu. 

Menurutnya, vaksin tidak memberikan perlindungan 100 persen. Karena itu tindakan pencegahan juga harus dibarengi dengan perilaku 3M. 

"Makanya setelah vaksinasi tidak boleh meninggalkan perilaku 3M," kata Pandu. 

Untuk itu, Pandu menekankan bahwa 3M dan vaksin adalah cara terbaik untuk mengatasi Covid-19. 

"Kalau sudah  divaksin pasti masih bisa kena Covid. Karena itu pencegahannya harus multiple, 3M dan vaksinasi. Makanya waktu divaksinasi tidak boleh meninggalkan 3M," imbuh Pandu.

Adapun 3M sendiri terdiri dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta hindari ruang tertutup dan kerumunan. 

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Menanjak, Dokter Reisa: Jangan Pertaruhkan Kesehatan!

Kawan Puan, pastikan kamu tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 untuk menghindari virus di manapun kamu berada. 

Selain itu, jika ada teman atau kerabatmu yang diduga terkena Covid-19 di Jakarta, kamu bisa menghubungi Layanan Darurat Covid-19 DKI Jakarta.

Nomor Layanan Darurat DKI Jakarta tersebut adalah 112, 081 112 112 112, dan 081 388 376 955.

 

Sedangkan hotline Satgas Covid-19 nasional adalah 119.(*) 

Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

BRI Diduga Terkena Ransomware, Kenapa Bank Jadi Target Utama Kejahatan Digital?