2. Orang tua yang lalai
Orang tua yang tidak terlibat dalam kehidupan anak memiliki sedikit pengaruh bagi kehidupan mereka.
Pola asuh yang tidak terlibat ini bisa dikategorikan lalai atau tidak memberikan dukungan dan peraturan yang dapat mendisiplinkan anak.
Anak-anak dari orang tua yang tidak terlibat dalam pola asuh mungkin memiliki masalah dengan rasa percaya diri dan kinerja akademik.
Mereka mungkin mengalami kesulitan mengendalikan emosi yang mengakibatkan mereka menjadi impulsif.
Baca Juga: Bagaimana Ayah Bisa Memperkuat Hubungan dengan Anak Perempuannya?
3. Tegas dan selalu mengontrol
Orang tua yang otoriter cenderung memiliki peraturan yang ketat dan mengontrol.
Anak-anak harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan secara membabi buta tanpa mengajukan pertanyaan apapun.
Bernegosiasi dengan anak bukanlah suatu pilihan, sebab hal ini dianggap sebagai perlawan atau serangan balik dari anak pada orang tua.
Orang tua yang otoriter juga tidak mempertimbangkan perasaan dan pendapat anak-anak.
Saat anak mereka melanggar aturan tertentu, mereka mungkin menggunakan hukuman sebagai bentuk mendisiplinkan.
Alhasil cara tersebut membuat anak menjadi takut dan tertekan.
Sayangnya, jenis pengasuhan ini dapat sangat merugikan seorang anak.
Anak-anak dari orang tua otoriter sering kali kurang mandiri, bermasalah dengan kepercayaan diri, dan memiliki keterampilan sosial yang buruk.
Hal tersebut sebagai akibat dari pendapat mereka yang tidak dihargai sejak kecil dan karena orang tua selalu memutuskan sesuatu tanpa berdiskusi.
Selain itu, pola asuh otoriter dapat membuat anak menjadi agresif dan otoriter dalam hubungan di masa depan.
Karena aturan selalu diterapkan secara ketat, mereka mungkin juga memiliki masalah dengan kontrol diri.