Parapuan.co - Pada hari Sabtu (26/6/21), penggemar boyband Korea Selatan BTS, yang tergabung dalam komunitas BTS ARMY Help Center mengadakan diskusi bersama Murray Stein, penulis buku Map of the Soul: 7.
Buku tersebut menganalisis lagu-lagu karya BTS dalam album Map of the Soul: Persona melalui pendekatan psikoanalisis Carl Gustav Jung, seorang tokoh psikoanalisis bersejarah.
Album Map of the Soul: Persona dirilis kembali dengan judul Map of the Soul: 7 untuk ulang tahun BTS ke-7, dengan tambahan lagu Ego dan Shadow.
Album tersebut diketahui terinspirasi dari buku Murray Stein yang berjudul Jung's Map of the Soul: An Introduction.
Pada diskusi yang diikuti lebih dari 500 penonton secara daring tersebut, Murray Stein mengungkapkan rasa kagumnya kepada BTS karena sudah menjadikan sebuah buku dan teori psikologi sebagai inspirasi lagunya.
Baca Juga: Donasi 260 Juta Rupiah ke Driver Ojol, ARMY Indonesia Buktikan BTS Meal Bukan Tren yang Sia-Sia
“Awalnya saya tahu dari mahasiswa saya bahwa sebuah grup musik di Korea Selatan menjadikan teori saya sebagai inspirasi lagunya," ucap Murray Stein.
“Saya terkejut, sempat takut kalau apa yang disampaikan itu meleset dari teori, ternyata mereka menyampaikannya dengan baik,” ungkapnya lebih lanjut.
Bagi Murray Stein, teori Carl Jung tersebut sangatlah praktis untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dan BTS mempermudah masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengenal teori-teori yang penting untuk kesehatan mental tersebut.
“Teori Carl Jung tersebut merupakan bagian dari pikiran manusia, ada kaitannya dengan hubungan dengan orang lain, juga kesehatan mental kita yang klinis,” ungkap Murray Stein.
Kawan Puan, berikut penjelasan mengenai tiga teori Carl Jung yang diangkat BTS lewat lagu-lagunya: Persona, Shadow, dan Ego.
Persona
Melansir dari Simply Psychology, Carl Jung menyatakan bahwa kepribadian manusia itu terdiri dari beberapa lapisan.
Lapisan paling luar disebut persona, yang diibaratkan sebagai lapisan paling dilihat oleh orang lain.
Persona merupakan wajah publik dari setiap manusia, apa yang orang lain pahami dari kita, dan sebatas mengenali “kulit” kita.
Lewat lagu Intro: Persona, BTS menunjukkan lapisan luarnya yaitu bagaimana mereka hadir untuk menghibur.
Namun, karena hanya terlihat “kulit” saja, mereka pun merasakan krisis eksistensial dengan lirik yang tertulis, “Siapa saya, apa yang saya mau? Apa yang kamu mau saya lakukan?”
Pada lagu tersebut, BTS mempertanyakan eksistensi diri untuk diri mereka sendiri atau orang lain.
Baca Juga: Sukses Besar, BTS Berani Langgar Stereotip Gender dan Ciptakan Pesonanya Sendiri
Shadow
Shadow merupakan lapisan yang mengerikan dalam kepribadian manusia.
Pada lapisan ini, tersimpan trauma, kesedihan, kesalahan, kemarahan, dan depresi dalam diri kita.
Namun Murray Stein mengatakan, “Shadow kita butuhkan untuk seimbang. Sisi gelap dalam hidup kita pun kita butuhkan untuk menjadi pribadi yang utuh dan untuk jadi rendah diri.”
Dalam lagu Interlude: Shadow, BTS menggambarkan sisi gelapnya yang sebenarnya takut dengan popularitas yang mereka rasakan.
Contohnya lirik yang mengatakan, "Aku takut, terbang tinggi itu menakutkan. Tidak ada yang memberi tahuku betapa sepinya di sini."
Mereka berbagi masalah kesehatan mental mereka seperti depresi, kesendirian yang mereka rasakan, dan rasa tidak pernah puas yang menyakitkan.
The Self atau Ego
Ini merupakan lapisan terdalam, bagian inti dari kepribadian manusia yang menjelaskan nilai dalam kehidupan kita.
Lapisan ini berkembang ketika manusia memiliki keyakinan dan rasa cinta yang dalam kepada dirinya.
Maka pada lagu Outro: Ego, BTS menghadirkan musik yang menceritakan pencapaian atas rasa cinta kepada diri sendiri setelah melewati persona dan shadow.
Pada lagu tersebut, BTS menceritakan bagaimana hidup tidak pernah pasti dan tantangan tidak pernah pergi, maka kita harus terus bangkit.
“Lihat ke depan, jalan semakin terang, teruslah maju,” tulis BTS untuk liriknya.
BTS mengajak pendengar musiknya untuk lebih mengenal diri sendiri lewat teori kepribadian Carl Jung.
Sharon Mailangkay, perintis BTS ARMY Help Center, menyampaikan pada PARAPUAN pada hari Senin (28/6/21), bahwa BTS membantu ARMY untuk belajar mengenai teori psikologi tersebut.
Baca Juga: Ed Sheeran Dikonfirmasi Berpartisipasi dalam Lagu BTS Mendatang
“Buku psikologi tersebut membuat mereka (BTS) menulis perjalanan sebagai musisi maupun manusia dalam menemukan diri mereka sendiri lewat ‘peta jiwa'," cerita Sharon.
“Saya sebagai lulusan psikologi juga menyambut ini dengan sangat positif dan antusias karena kalau dipikir siapa yang bisa buat textbook kuliah psikologi seasyik ini untuk dipelajari?” paparnyal lebih lanjut.
Sharon juga menyampaikan bahwa dengan mengadopsi teori kepribadian tersebut, BTS berhasil membantu banyak ARMY dalam hal masalah kesehatan mental.
BTS mampu menyampaikan teori psikologi yang cukup rumit namun penting lewat lagu-lagunya yang sangat mudah untuk dinikmati penggemar. (*)