Kehidupan yang dialami Britney Spears ini kemudian dijadikan film dokumenter oleh New York Times dengan judul Framing Britney.
Dalam film itu menceritakan bagaimanan pengendalian industri musik dan misogini dalam dunia hiburan.
Baca juga: Lawan Ayah di Pengadilan, Britney Spears: Saya Mau Hidup Saya Kembali
Mark Borkowski, seorang agen public relations dan penulis yang bekerja dengan Michael Jackson mengakui bahwa selama ini kita bodoh untuk menganggap kasus ini sebagai situasi yang terisolasi atau unik.
Mark menggambarkannya sebagai "cypher" dan "emblem" untuk tingkat sebuag racun dari ketenaran.
"Ada sisi gelap dari ketenaran... Saat ini ada keadaan percepatan yang tak tergoyahkan menuju... budaya hyper-egosentrisme. Kondisi ini memiliki efek mendalam pada kesejahteraan mental. Bagi banyak orang, sisa ketenaran di abad ke-21 adalah tekanan hidup ditentukan oleh orang banyak," kata Borkowski. (*)