Parapuan.co - Setiap orang pasti memiliki idolanya sendiri, namun tidak semua orang rela mendedikasikan waktu hingga uangnya untuk idolanya tersebut.
Menjadi penggemar dari seseorang atau sekelompok orang yang terkenal tidaklah mudah, banyak hal yang harus dikorbankan demi mendukung karya dan perkembangan sang idola.
Banyak netizen yang memandang kegiatan fangirling atau tergabung dalam suatu komunitas penggemar (fandom) adalah kegiatan yang hanya membuang-buang waktu.
Selain itu, netizen menganggap para penggemar bertingkah kekanak-kanakan, maka tidak jarang banyak komunitas penggemar yang harus mendapatkan ujaran kebencian setiap hari di media sosial.
Baca Juga: Persona, Shadow, dan Ego: Ketika Teori Psikologi 'Map of the Soul' dan Musik Disatukan oleh BTS
Di balik kehebohan saat mendukung idolanya, sebuah fandom ternyata bisa menjadi komunitas yang kuat dan erat bagi anggotanya.
Bersama-sama dengan sekelompok orang yang memiliki kegemaran yang sama, anggota fandom bisa menciptakan pengaruh sosial yang bermanfaat dan mendorong untuk meraih mimpi.
Penggemar dari boyband Korea Selatan BTS yang dikenal sebagai Adorable Representative MC for Youth atau ARMY, sejak tahun 2013 telah melakukan banyak hal yang menyingkirkan stigma tidak dewasa yang diberikan masyarakat kepada penggemar K-pop.
BTS ARMY tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Jarang diketahui, BTS ARMY Indonesia membangun komunitas fangirling yang sehat dan bermanfaat.
Salah satunya adalah komunitas BTS ARMY Help Center, yang membantu sesama ARMY dalam masalah kesehatan mental.
Mimpi dari BTS ARMY Help Center adalah menjadi teman bicara bagi ARMY yang memiliki masalah kesehatan mental.
Pada hari Senin (28/6/21), PARAPUAN berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan perintis ARMY Help Center (AHC) di Indonesia, Sharon Maliangkay.
Sharon yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi ini bercerita bahwa AHC sebenarnya terinspirasi oleh BTS ARMY sendiri.
Baca Juga: Sukses Besar, BTS Berani Langgar Stereotip Gender dan Ciptakan Pesonanya Sendiri
"Pada tahun 2018 saat BTS baru saja memenangkan nominasi Top Social Artist di Billboard Music Award 2017, mengalahkan pemenang berturut-turut Justin Bieber, euforia ARMY sangatlah besar," cerita Sharon.
"Tapi tidak bisa dipungkiri, banyak haters yang memberikan komentar jahat seperti hasil award itu hasil kecurangan, voting yang dibayar dan lain-lain, yang ternyata membuat beberapa ARMY merasa sedih," kenangnya.
"Di tanggal 8 Februari 2018, founder kami, ARMY asal Prancis berinisiasi membentuk komunitas yg bisa saling support dan berbagi di ruang aman," ucap Sharon lebih jauh.
Pada tanggal 22 Februari 2018, ARMY Indonesia pun ikut membentuk AHC dan langsung mendapatkan respons positif.
Memanfaatkan ilmu psikologi yang didapatnya selama kuliah, Sharon membuka layanan mendengarkan cerita ARMY.
"Saya dan teman-teman AHC memiliki latar belakang psikologi dan mewujudkan proyek kami dengan menjadi pendengar yang baik bagi ARMY yang bercerita," ungkap Sharon.
AHC juga mengubah stigma bahwa fandom K-Pop hanya untuk anak-anak dan remaja.
Tidak hanya berusia remaja, relawan yang bekerja di AHC banyak yang merupakan orang dewasa dengan latar belakang pendidikan psikologi dan dapat mendengarkan segala masalah ARMY.
Baca Juga: Ed Sheeran Dikonfirmasi Berpartisipasi dalam Lagu BTS Mendatang
Selain menjadi teman bercerita ARMY, AHC Indonesia punya beberapa kegiatan lainnya yang tujuannya ingin meningkatkan kesadaran mental juga meneruskan pesan-pesan positif dari BTS.
Mereka sering mengadakan seminar dan juga diskusi terkait kesehatan mental, podcast yang menceritakan pengalaman dalam penyembuhan, dan juga berkolaborasi dengan komunitas ARMY lainnya untuk membuat acara pameran seni, donasi, dan kegiatan sosial.
Selain itu, AHC menjadi wadah bagi Sharon dan para relawan untuk saling mendukung dan meraih mimpi bersama.
"Kita jadi banyak belajar hal baru, berkembang bareng, sharing value, dan tentunya healing satu sama lain," ucap Sharon.
Sharon mengungkap bahwa perjalanan AHC tidak mudah walaupun masih terhitung komunitas baru.
"Di AHC kita bertemu dengan banyak orang dengan latar belakang dan karakter mereka masing-masing, tapi kita disatukan oleh hal yang sama yaitu BTS dan mimpi kita akan kesejahteraan kesehatan mental," ungkap Sharon.
Dengan adanya ARMY Help Center, Sharon berharap agar komunitas ARMY dapat lebih kuat dan meluas ke seluruh masyarakat Indonesia yang membutuhkan bantuan kesehatan mental.
Baca Juga: Donasi 260 Juta Rupiah ke Driver Ojol, ARMY Indonesia Buktikan BTS Meal Bukan Tren yang Sia-Sia
Sharon juga ingin dengan adanya AHC, masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.
ARMY Help Center membuktikan bahwa kegiatan fangirling bukanlah apa yang netizen pikirkan: menghamburkan uang, senang-senang, dan kekanak-kanakan.
Namun, menjadi penggemar dari grup musik K-Pop juga dapat memberikan dampak sosial bagi masyarakat luas.
Bagi Kawan Puan yang tertarik untuk bercerita atau melakukan konsultasi dengan BTS ARMY Help Center Indonesia, kamu dapat mengirimkan pesan lewat akun Twitter resmi AHC Indonesia. (*)