Heboh Susu Beruang, Ternyata Panic Buying Picu Strategi Penjualan Baru

Arintha Widya - Senin, 5 Juli 2021
Fenomena panic Buying di Solo.
Fenomena panic Buying di Solo. TRIBUNSOLO.COM/ADI SURYA SAMODRA

3. Kelelahan konsumen

Barangkali, tidak semua konsumen familier dengan berbelanja secara daring, terlebih bagi para orang tua yang kurang paham teknologi.

Konsumen yang seperti ini terkadang memilih untuk keluar rumah, berbelanja di toko-toko atau pasar yang tak jauh dari kediamannya.

Di sisi lain, mereka juga harus siap dengan reaksi orang yang lebih muda, yang tahu bahwa mereka melakukan kontak sosial di luar.

Baik yang berbelanja daring maupun kontak langsung sama-sama lelah, mengingat mereka perlu memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Dalam hal ini, mau tidak mau masyarakat terbagi menjadi dua garis perilaku yang berlawanan.

Pertama ialah mereka yang berbelanja daring, dan kedua adalah orang yang setia belanja di toko tertentu.

Baca Juga: Toko Online Ini Jual Murah Kain Sisa Louis Vuitton dan Dior

Itulah beberapa penyebab perubahan strategi penjualan yang dipicu oleh panic buying.

Supaya tidak panik dalam berbelanja, sebaiknya kamu pertimbangkan dulu antara kebutuhan dan ketersediaan barang, ya.

Kalau ada yang barang yang bisa disubstitusi karena fungsinya sama, tidak masalah untuk membelinya daripada harus berebut dan menciptakan kerumunan. (*)



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru