Simak! Ini Perbedaan Antara Susu Steril, UHT, dan Pasteurisasi

Anna Maria Anggita - Senin, 5 Juli 2021
Ilustrasi membeli susu
Ilustrasi membeli susu Kiwis

Parapuan.co - Kawan Puan, semenjak wabah Covid-19 melanda banyak orang yang makin sadar dengan kebutuhan nutrisi ya?

Salah satu cara kita untuk menjaga kebutuhan nutrisi harian yakni dengan mengonsumsi susu setiap hari.

Namun, pernah enggak sih, saat berkunjung ke pusat perbelanjaan melihat ada berbagai macam jenis susu seperti UHT, steril, dan pasteurisasi.

Terkadang ketiga jenis susu di atas membuat kita bingung untuk memilih yang mana ya, Kawan Puan.

Perlu diketahui kalau susu steril, UHT, dan pasteurisasi itu berbeda di proses pengolahannya.

Baca Juga: Menarik! Riset Tunjukkan Bahwa Kopi Bisa Cegah Penyakit Hati

Untuk menjawab pertanyaan Kawan Puan, PARAPUAN sudah punya jawaban untukmu dengan mengutip dari Kompas.com, yuk simak.

Susu Steril

Sesuai namanya, susu steril itu melewati proses sterilisasi.

Di mana proses ini menggunakan temperatur atau suhu yang tinggi  yakni sekitar 110 hingga 120 derajat celsius saat mengolah susu dan dalam waktu yang lama.

Proses sterilisasi ini membunuh semua jenis bakteri yang ada di dalam susu.

Alhasil, susu steril bisa bertahan lama di suhu ruangan dalam waktu lebih daru enam bulan tanpa mengalami kerusakan atau perubahan rasa sama sekali.

Susu Pasteurisasi

Kawan Puan, pada dasarnya proses pasteuriasai produk makanan itu seperti proses blansir sayur.

Pasteurisasi sendiri yakni proses pemanasan dengan suhu rendah di bawah 100 derajat celsius.

Suhunya pun bervariasi mulai 64 hingga 90 derajat celsius dengan waktu yang digunakan juga berbeda, dari beberap detik sampai menitan.

Pemanasan pada produk pasteurisasi ini bertujuan untuk menonaktifkan enzim dan mikroorganisme yang ada di dalam makanan.

Proses pasteuriasasi ini tidak hanya pada susu saja, namun jus buah pun juga bisa.

Di sisi lain, perlu Kawan Puan ketahui bahwa prosesnya yang tidak terlalu lama membuat beberapa mikroorganisme masih tinggal di susu, tapi tenang saja, karena tidak berbahaya.

Baca Juga: Penelitian Membuktikan Bahwa Anggur Putih Kaya Akan Manfaat bagi Tubuh

Berbeda dengan susu steril yang bisa bertahan enam bulan, susu pasteuriasai hanya bisa tahan beberapa hari saja dan harus disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu dua sampai enam derajat.

Adapun kelebihan dari susu pasteurisasi yakni kandungan alami gizinya masih lebih tinggi karena proses pengolahannya tidak terlalu lama dengan suhu yang tak tinggi pula.

Sehingga nutrisi yang terkandung secara alami di dalam susu lebih mudah diserap tubuh.

Susu UHT

Kawan Puan, UHT merupakan singkatan dari ultra high temperature.

Proses pengolahan susu ini menggunakan suhu yang tinggi, namun dalam periode waktu yang singkat, yakni hanya beberapa detik saja.

Suhu yang digunakan pun 135 sampai 150 derajat celsius.

Harus dipahami bahwa waktu yang singkat dalam proses pengolahan susu ini cukup untuk membunuh mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh.

Kawan Puan bisa menemukan susu UHT dengan mudah di pasaran, ditambah lagi jenis minuman ini mampu bertahan lama, kisaran 1-6 bulan.

Meski demikian, susu UHT juga memiliki kekurangan yaitu kandungan gizi alami berkurang.

Baca Juga: Fakta Membuktikan Anggur Merah Punya Manfaat Baik Bagi Kesehatan

Sebab, suhu tinggi yang digunakan dalam pengolahan susu itu memecah protein dan nutrisi di salamnya.

Oleh karena itu, seringkali susu UHT mendapatkan tambahan vitamin atau fortifikasi untuk mengatasi kekurangan ini.

Dengan begitu, nutrisi pun tetap terpenuhi.

Nah, Kawan Puan, setelah membaca ulasan di atas, kita jadi paham ya, perbedaan ketiga jenis susu ini, jadi jangan bingung lagi ya. (*)



REKOMENDASI HARI INI

Pentingnya Mengganti Istilah Wanita dengan Perempuan untuk Mendorong Pemberdayaan