Menurut LAPAN, suhu dingin di pagi hari yang terjadi belakangan ini adalah hal biasa yang terjadi pada musim kemarau.
Suhu dingin di pagi hari ini bakal terus kita rasakan sampai bulan Agustus.
Penyebabnya adalah tutupan awan yang sedikit sehingga tidak ada panas dari permukaan Bumi (yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari) yang dipantulkan kembali ke permukaan Bumi oleh awan.
LAPAN juga menjelaskan bahwa saat ini posisi Matahari berada di belahan Utara.
Alhasil, dengan posisi Matahari di belahan Utara, tekanan udara di belahan Utara lebih rendah dibanding belahan Selatan.
Akhirnya angin pun bertiup dari arah Selatan menuju Utara.
Sementara itu, di bulan Juli hingga Agustus, bagian Selatan sedang mengalami musim dingin.
Alhasil ketika angin bertiup dari Selatan ke Utara, yang dibawa adalah suhu dingin dari Australia yang sedang musim dingin.
Dampak dari tiupan angin itu adalah efek penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, dimana ketiga pulau tersebut berada di selatan khatulistiwa.
Jadi, suhu dingin yang kita rasakan pagi hari tanggal 6 Juli 2021, maupun sebelum dan sesudah tanggal itu, adalah efek dari tutupan awan yang sedikit serta tekanan udara ya, Kawan Puan.
Bukan efek langsung dari fenomena Aphelion.
Baca Juga: Mola TV Gratiskan Layanannya Selama PPKM Darurat, Begini Cara Aksesnya
(*)