"Untuk menjadi perempuan secara keseluruhan, karakter Nyai Ontosoroh sangat inspiratif buat saya. Bahwa kalau ada sesuatu yang tidak adil kita harus speak up, rasanya dapat dari dia waktu itu," imbuh Hannah.
Sosok perempuan lainnya yang juga memberi Hannah Al Rashid inspirasi untuk terus berjuang adalah Linda Sarsour.
Linda Sarsour merupakan aktivis muslim berhijab keturunan Palestina-Amerika yang tinggal di Amerika.
Ia pernah memimpin sebuah protes di Amerika dan menjadi co-chair aksi Women's March tahun 2017 lalu di AS.
Bagi Hannah, aksi Linda Sarsour seperti menunjukkan bahwa perempuan muslim tidak melulu harus diam di rumah, tetapi juga mampu keluar memperjuangkan keadilan.
Baca Juga: Tidak Punya Ambisi Tertentu, Hannah Al Rashid: Aku Gabungan Pengelola dan Pengabdi
"Setelah ada Women's March, saya jadi ngikutin aktivis-aktivis gitu melihat ada aktivis social justice perempuan muslim yang do something yang cukup wow," kata Hannah.
"Sebagai perempuan muslim, ini kayak mendobrak stereotip bahwa perempuan muslim harus diam saja di rumah. Jadi melihat Linda Sarsour itu, aku kayak, wow, kagum."
Women's March sendiri tidak hanya dilakukan di Amerika Serikat, tetapi juga di Indonesia dan diikuti banyak sekali aktivis perempuan, termasuk Hannah Al Rashid.
Aksi tersebut dilakukan untuk memprotes terpilihnya Donald Trump sebagai presiden pada tahun 2017.
Wah, perempuan yang menjadi sumber inspirasi bagi Hannah hebat semua, ya, Kawan Puan? (*)