Haruskah Menyekolahkan Anak di Sekolah Internasional? Ibu Maudy Ayunda Bagikan Pengalamannya

Parapuan.co – Kawan Puan, baru-baru ini Ibu Maudy Ayunda berbagi pengalamannya menyekolahkan anak di sekolah internasional.

Perempuan bernama Mauren Jasmedi ini membagikan pengalamannya melalui unggahan di Instagram.

Melalui caption, ibu Maudy Ayunda mengaku awalnya tidak pernah berpikir ingin menyekolahkan anak di sekolah internasional.

Namun ketika menemani Maudy Ayunda belajar, ada kejanggalan yang ia temukan.

Berawal dari kekecewaan atas materi hafalan di sekolah

“Sampai suatu saat, ketika saya menemani anak-anak belajar, saya kecewa atas materi pembelajaran, di mana murid diminta menghafal nama-nama kecamatan di Jakarta, & materi-materi hafalan lain yg saya anggap kurang tepat,” ungkap perempuan yang akrab disapa Muren ini.

Lebih lanjut Muren menjelaskan bahwa sejak saat itu ia mulai mencari sekolah yang sesuai dengan harapannya.

Perjuangan mencari sekolah yang sesuai harapan tentu tidak mudah, Kawan Puan.

Muren sampai harus mengintip proses belajar di beberapa kelas dan dilakukan setiap hari di beberapa sekolah.

Sampai akhirnya Muren menemukan 1 sekolah dengan kurikulum nasional plus yang membuatnya jatuh cinta.

“Hingga suatu hari, saya mendapatkan 1 sekolah berkurikulum Nasional Plus, yg terbilang masih baru, dan bahkan anak saya baru akan menjadi angkatan ke 2 di sekolah itu dan bermurid hanya 9 orang per kelas.”

“Mungkin bagi sbagian orang, sekolah dengan minim fasilitas ini bukan pilihan menarik, tapi saat memasuki sekolah itu saya sungguh telah jatuh cinta,” jelasnya.

View this post on Instagram

A post shared by Muren (@muren.s)

Akhirnya Muren mengajak Maudy kecil untuk melihat sekolah baru tersebut, dan tak disangka Maudy kecil juga tertarik untuk sekolah di sana.

Saat diizinkan untuk ikut kelas, Maudy kecil tampak sedikit kebingungan karena sekolah tersebut menggunakan Bahasa Inggris.

“Namun dasarnya pejuang tangguh dan penyuka tantangan, anakku menyakinkan saya saat itu, bahwa ia siap menerima tantangan harus belajar bahasa baru dan materi pelajaran yang mungkin bisa mbuat dia mengulang kelas, asalkan tetap bersekolah di SD tersebut,” tambahnya.

Wah, ternyata sejak kecil Maudy Ayunda memang penyuka tantangan dalam belajar ya, Kawan Puan!

Kemudian Muren menjelaskan bahwa Maudy Ayunda akhirnya merelakan sekolah lamanya yang berhalaman luas di pertengahan kelas 2 SD.

Ternyata tak hanya Maudya, sang adik, Amanda Khairunnisa, juga bersekolah hingga SMP di sana.

“Di sanalah akhirnya anak-anak saya menghabiskan sekolah dasar hingga masa SMP mereka usai (selama 9 tahun), SD dan SMP itu, tumbuh bersama spt keluarga dgn anak-anak kami,” imbuhnya.

View this post on Instagram

A post shared by Muren (@muren.s)

Perjuangan Maudy Ayunda di sekolah internasional

Kawan Puan, perjuangan Maudy Ayunda tak berhenti setelah pindah sekolah lo!

Seperti yang diceritakan ibunya melalui unggahan Instagram, Maudy Ayunda harus rela naik bus sekolah.

Sebab mobil untuk antar jemput mereka mau tak mau harus dijual untuk biaya sekolah.

Padahal, pada awalnya Maudy ingin membantu kedua orang tuanya dalam membayar uang sekolah dengan uang hasil menjadi model dan bintang iklan.

“Tak sampai hati memakai uang anak yang sangat ingin bersekolah di sana, kami pun menawarkan 1 solusi yg membuat mereka belajar membuat pilihan melalui sebuah pengorbanan. Gimana kalo mobil antar jemput kalian dijual buat bayar sekolah, tapi kalian naik bis sekolah setiap harinya nanti? Dan merekapun menyetujui pilihan itu,” jelasnya.

Lantas haruskah menyekolahkan anak di sekolah internasional?

Menjawab pertanyaan tersebut, ibu Maudy Ayunda dan Amanda Khairunnisa ini pun menjawab tidak.

Namun menurutnya jika anak mendapatkan pengalaman dan pembelajaran lebih baik di sekolah internasional, mengapa tidak diusahakan.

“Apakah harus Sekolah International? Tentu tidak. Tapi kalau keputusan yang diambil tersebut berbuah lebih banyak pembelajaran kehidupan, layak diperjuangkan bukan?” ungkap Muren.

Kalau Kawan Puan sendiri bagaimana nih? Menurutmu haruskah menyekolahkan anak di sekolah internasional ini? (*)