Parapuan.co - Melihat anak yang menghindar saat diajak bicara atau terlihat ketakutan saat bertatap muka kerap membuat orang tua khawatir.
Pasalnya, hal itu hanya terjadi saat bersama orang tua saja, bukan dengan saudara atau teman-temannya.
Sebenarnya, apa yang terjadi? Berkomunikasi terbuka antara orang tua dan anak adalah solusi terbaik.
Baca Juga: Bagaimana Ayah Bisa Memperkuat Hubungan dengan Anak Perempuannya?
Masalahnya, bisa jadi anak trauma atau khawatir jika orang tua akan memarahi atau melakukan perilaku kasar terhadapnya.
Di sini, orang tua perlu mengevaluasi pola asuh. Memang, tak ada orang tua yang sempurna, tapi memperbaiki hubungan dengan anak belum terlambat kapan pun itu.
Untuk mengevaluasinya, Kawan Puan sebagai orang tua bisa menghindari bentuk-bentuk perilaku kasar seperti yang dilansir dari Salon.com ini, yang mungkin selama ini tidak disadari.
1. Melabeli anak dengan panggilan buruk
Menyebut anak dengan 'anak nakal' atau 'anak bodoh' akan sangat menyakitkan hati dan pikiran buah hati.
Pemberian label ini memungkinkan mereka untuk bertindak sesuai apa yang orang tua katakan.
Sebab, seakan-akan orang tua memberi akses untuk itu. Bisa saja mereka tidak bersungguh-sungguh melakukan sesuatu karena hasilnya sama, yaitu penghinaan.
Orang tua yang menghina anak-anak mereka juga mengirim pesan berbahaya: tidak aman mengandalkan mereka untuk pengasuhan.
Keinginan anak-anak untuk bergantung pada orang lain dan meminta bantuan, justru mendapat pukulan ketika orang tua mengatakan hal-hal tersebut.
Anak otomatis akan menjauh dan menghindari orang tua mereka.
2. Menggunakan kata 'kamu selalu' dan 'kamu tidak pernah'
'Kamu selalu' dan 'kamu tidak pernah' dapat memiliki efek psikologis yang sama terhadap motivasi, harga diri, dan kesejahteraan seperti pemanggilan nama.
Ini bisa menimbulkan prinsip pada anak yaitu, "Jika aku selalu payah dan tidak pernah melakukan hal yang benar, mengapa repot-repot mencoba?"
Sehingga, anak-anak berakhir dengan pola pikir tetap, sesuatu yang terkait dengan segala hal mulai dari ketidakbahagiaan hingga prestasi akademik yang lebih rendah.
Jika kamu melihat pola yang tidak diinginkan dalam perilaku anakmu, bimbing ia dengan rasa ingin tahu.
Misalnya, menggunakan ungkapan berikut, "Ayah/Ibu ingin tahu apakah kamu memperhatikan yang kami pinta tadi?"
3. Mengatakan kepada anak dengan kata 'lebih baik kamu tidak dilahirkan'
Kawan Puan tahu salah satu kalimat yang paling menyakitkan bagi anak-anak? Kalimat itu adalah 'lebih baik tidak dilahirkan'.
Ya, kalimat terburuk itu sangat menyakitkan bagi anak-anak, sebab dampaknya langsung terkena kepada harga diri dan perasaan tidak berguna dalam hal keberadaan.
Sebagai orang tua, semarah apapun kamu jangan pernah mengatakan kalimat ini kepada anak-anak.
Mereka juga tidak diminta untuk dilahirkan dan menghadapi banyak masalah di dunia.
Pikirkan lagi, orang tualah yang bertanggung jawab atas keberadaan mereka.
Jadi, sebaiknya Kawan Puan menghindari perlakuan kasar yang menyerang psikologis anak ini, ya.
Jangan lupa untuk mengomunikasikan setiap masalah yang dialami anak, mungkin saja mereka bisa bercerita tentang kesulitannya.
Baca Juga: Stop! Jangan Menyalahkan Diri Karena Tidak Menjadi Orang Tua yang Sempurna
(*)