Parapuan.co - Tak bisa dimungkiri, dampak pandemi yang amat terasa ialah pada sektor perekonomian. Setiap orang bekerja keras untuk menyelamatkan keuangan mereka.
Berbagai cara dilakukan dan salah satu caranya ialah melakukan investasi. Namun, kita perlu memilih instrumen yang tepat jika ingin investasi di masa pandemi.
Apalagi masa pandemi ini membuat kita tersadar bahwa kita membutuhkan dana darurat, yang bisa didapatkan dari hasil investasi.
Baca Juga: Ini 3 Tips untuk Menjadikan Investasi Emas Sebagai Dana Darurat
Nah, dua instrumen yang kerap dilirik ialah investasi emas dan investasi properti. Lantas, jika kita ingin melakukan investasinya di masa pandemi, mana yang lebih baik?
Pasalnya, tak dimungkiri investasi emas kini sedang naik daun dan menarik minat karena kemudahan yang ditawarkannya.
Namun melansir Nova.id, perencana keuangan Safir Senduk memberikan perbandingan investasi emas dan properti. Termasuk kekurangan dan kelebihan tiap instrumen. Yuk, simak!
Investasi Emas
Betapa tidak jadi primadona, Kawan Puan kini bisa melakukan investasi emas online hanya dengan menggunakan smartphone dan koneksi internet.
Modal yang diperlukan untuk investasi emas online juga terbilang kecil. Di beberapa aplikasi, kita bisa memiliki emas dengan minimal pembelian Rp5.000 saja.
Menariknya lagi, emas juga bisa disetarakan dengan dana tunai karena lebih mudah dicairkan.
Sehingga, penggunaannya pun bisa dimaksimalkan untuk dana darurat ataupun kebutuhan mendesak lainnya.
Selain itu, harga emas juga jarang mengalami penurunan drastis.
Baca Juga: Catat! Cobalah Tips Investasi Ini untuk Pasangan yang Baru Menikah
Investasi Properti
Rupanya tidak hanya emas, Safir mengatakan, namanya properti sering kali jarang turun drastis. Terkoreksi sedikit boleh, tapi jarang sekali dia turun drastis.
Safir mengatakan bahwa investasi properti lebih menjanjikan ke depannya, apalagi harga jual yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Pasalnya, bisnis dan investasi di properti menawarkan paling tidak dua keuntungan.
Pertama adalah keuntungan dari kenaikan harga properti yang didapatkan dari selisih harga beli dengan harga jual (capital gain).
Di samping itu, keuntungan kedua ialah kita juga bisa mendapatkannya dari sisi arus kas karena hasil penyewaan aset properti.
Namun, karena properti tidak memiliki likuiditas seperti emas, Safir menyarankan agar kita tidak membeli properti dengan tujuan untuk dijual lagi terutama saat krisis.
Lantas, kalau tidak boleh dijual, baiknya diapakan?
Safir mengatakan, lebih baik kita membeli properti untuk disewakan.
"Silakan investasi di properti tapi fokuslah untuk disewakan. Jadi kalau nanti kita jual dan terjual anggap saja itu bonus," ucap Safir.
Menurut Safir, jenis properti seperti apartemen bisa menjadi pilihan jika Kawan Puan tertarik untuk berinvestasi.
Pasalnya, apartemen pada umumnya berada di tengah kota dengan fasilitas yang lengkap.
Baca Juga: Mau Beli Lahan Sebagai Investasi? Begini Caranya Agar Tidak Rugi
"Saya enggak bilang mudah untuk disewakan, hanya kecenderungannya adalah apartemen punya keunggulan lebih ketika ingin disewakan karena infrastrukturnya cenderung lebih lengkap," pungkas Safir. (*)