"Berawal dengan modal sebesar Rp500.000, saya mulai merintis Ayam Goreng Nelongso yang saat itu hanya memiliki satu jenis menu," kata Nanang dalam acara tersebut.
"Menu andalan kami kala itu adalah paket nasi dengan sayap ayam dan sambal yang kami jual seharga Rp5.000 saja."
Ia pun mengaku sengaja membuat paket menu murah meriah karena sejak awal bertekad untuk menyasar mahasiswa sebagai target pasar.
"Itulah sebabnya, Ayam Goreng Nelongso hingga sekarang selalu konsisten menghadirkan beragam menu terjangkau yang ramah bagi kantong mahasiswa," imbuhnya.
Selain itu, Nanang juga terus berupaya menerapkan strategi bisnis yang sesuai untuk menjangkau target pasarnya.
"Seperti mendirikan gerai dekat area kampus, tempat kos, hingga menyediakan pembayaran digital seperti ShopeePay karena anak muda lebih suka cashless dan gemar mencari promo cashback agar lebih hemat," tutupnya.
Berkat strategi berjualan dengan harga murah itu, Ayam Goreng Nelongso kini sudah memiliki 71 gerai yang tersebar di Indonesia.
Baca Juga: Cuma Modal Koneksi Internet, 5 Usaha Kreatif Ini Bisa Hasilkan Cuan!
2. Manfaatkan kekuatan platform digital
Tak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 telah mendorong percepatan transformasi digital dan menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan perkembangan era digital.
Digitalisasi kini telah menjadi salah satu strategi yang efektif untuk menjangkau konsumen dan bersaing dengan pemain lain di industri.
Ria Sarwono, Brand and Marketing Director COTTONINK menambahkan, "Perjalanan saya dan Carline Darjanto, Creative Director COTTONINK membangun brand ini dimulai dari satu langkah yang cukup sederhana."