Dia juga menyarankan bahwa kortisol, yang disebut hormon stres, dapat memengaruhi menstruasi dan bahwa perubahan siklus menstruasi mungkin bukan sebagai respons terhadap vaksin COVID-19 tetapi untuk meningkatkan tingkat stres.
“Banyak dari kita telah stres sejak awal pandemi ini dan sebelumnya,” Dr. Scott menekankan.
Dr. Jordan juga menyoroti peran stres dalam memengaruhi menstruasi.
Baca Juga: Agar Tak Merasa Terkurung di Rumah, Lakukan Kegiatan Olahraga Ini Bersama Keluarga
“Stress apapun dapat mempengaruhi kadar kortisol kita. kortisol diketahui mempengaruhi ovulasi dan kadar FSH / LH (follicle-stimulating hormone/luteinizing hormone)," ucap Dr. Jordan.
“Bisakah stres akibat vaksin atau pemicu lain dari pandemi itu sendiri memicu perubahan kadar kortisol kita, yang kemudian memengaruhi hormon dan menstruasi kita yang lain? Mungkin,” terangnya.
Namun, Dr. Jordan mengatakan bahwa perubahan periode menstruasi juga terjadi pada orang yang tidak divaksinasi karena berbagai alasan.
“Jadi, kami tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang secara khusus disebabkan oleh vaksinasi atau apakah ini terjadi pada tingkat latar belakang, yaitu jika apa yang disebut reaksi, dalam banyak kasus, mungkin kebetulan," pungkasnya.
(*)