Selain itu, anak yang kesehatan mentalnya terguncang biasanya terlihat lebih agresif, tidak menurut dengan orang tua, hiperaktif, mengurung diri, bahkan terlihat cemas.
“Jika melihat perilaku anak seperti itu, maka orang tua harus antisipasi dengan konsultasi dengan profesional seperti psikolog anak atau dokter spesialis anak tumbuh kembang, jadi kita tahu solusinya seperti apa,” Reisa menyarankan.
Selain berkonsultasi dengan ahlinya, melakukan beberapa hal di bawah ini juga bisa kita lakukan sebagai pertolongan pertama bahkan upaya pencegahan:
Membiasakan Rutinitas yang Nyaman
“Cara agar anak lebih nyaman di masa pandemi ini adalah menghadirkan rasa nyaman bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari,” kata Reisa.
Reisa menyarankan, satu hal paling utama adalah membuat jadwal yang nyaman untuk anak-anak karena mereka terbiasa dengan rutinitas dan teratur.
“Apa yang berubah dari masa pandemi ini adalah rutinitas. Anak-anak yang dulu memiliki rutinitas seperti sekolah, tapi sekarang berubah total, ini membuat mereka stres,” tambahnya.
Sehingga, sangat disarankan agar orang tua turut mengatur jadwal anak-anak selama masa pandemi ini demi menghindari potensi gangguan mental yang terjadi.
Sebisa mungkin, atur jadwal yang membuat mereka nyaman sama seperti sebelum pandemi. Misalnya bangun, makan, sekolah, les, dan kegiatan lainnya di waktu yang sama.
Tujuannya, supaya anak tidak kehilangan arah dan paham akan kegiatan yang harus mereka lakukan setiap harinya.
Baca Juga: Memulai Percakapan Body Positivity dengan Anak, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?