Sontek Cara Dila Hadju dan Rayi Putra Ajarkan Kepedulian Lingkungan pada Anak

Rizka Rachmania - Senin, 19 Juli 2021
Cara Dila Hadju dan Rayi Putra mengajarkan anak peduli lingkungan dengan memilah sampah.
Cara Dila Hadju dan Rayi Putra mengajarkan anak peduli lingkungan dengan memilah sampah. Instagram @dilahadju26

Parapuan.co - Pasangan selebriti Dila Hadju dan Rayi Putra termasuk yang peduli dengan lingkungan.

Di rumahnya, Dila dan Rayi sudah terbiasa sejak dulu melakukan pemilahan sampah sebagai bentuk gaya hidup ramah.

Tidak hanya itu, pasangan tersebut pun ingin sang buah hati, Budi Abdulkadir Putra, punya kepedulian yang sama dengan mereka dalam hal menjaga lingkungan.

Baca Juga: Syahdu, Begini Hubungan Ayah dan Anak Perempuan di Film Ayla The Daughter of War

Makanya jangan heran kalau Dila dan Rayi sudah mengajarkan Budi untuk peduli lingkungan sejak buah hati mereka itu dini.

Rayi mengatakan bahwa awalnya ia dan Dila mempraktikkan tindakan kecil seperti memilah sampah dan membuangnya sesuai dengan jenis.

Lalu lambat laun kebiasaan itu dicontoh oleh Budi.

"Dia (Budi) karena sejak lahir, seumur hidup dia di rumah sudah lihat pemilahan sampah, jadi itu bukan lagi hal aneh baginya," ucap Rayi dalam virtual talk show bersama WWF Indonesia, Minggu (18/7/2021).

"Kita juga memberikan contoh kalau misal habis makan pisang buangnya ke tempat sampah yang mana. Terus botol sehabis minum dicuci dulu lalu dimasukkan ke bagian ini," terangnya lebih lanjut.

Dila Hadju pun mengaku bahwa di rumah mereka tersedia tempat pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya masing-masing.

Alhasil dengan begitu Budi bisa tahu dan belajar jenis sampah tertentu harus dibuang pada wadah yang mana.

"Kalau di rumah kita memang sudah membagi masing-masing sampah. Seperti yang kita tahu jenis-jenis sampah itu ada empat yaitu organik, anorganik, beracun (B3), dan residu," ucap Dila.

Mengenalkan lingkungan sesuai dengan usia anak

Kawan Puan tahu tidak kalau Dila Hadju ini seorang pegiat lingkungan hidup sekaligus pendiri @tumbuhijaurban?

Gara-gara latar belakangnya yang amat mencintai lingkungan dan menerapkan gaya hidup ramah, Dila punya cara dalam mengajarkan dan mengenalkan lingkungan pada anak sesuai dengan usianya.

Dila memberikan beberapa langkah mengenalkan lingkungan pada anak-anak sesuai usia mereka, dimana cara ini bisa Kawan Puan tiru untuk menumbuhkan kepeduliaan terhadap lingkungan pada anak.

Baca Juga: Begini Cara Women Support Women yang Bisa Kita Tiru dari Film Moxie

- Usia 0-2 tahun

Saat anak berusia 0-2 tahun, orang tua bisa mengenalkan lingkungan dengan menstimulasi indra primer buah hati, contohnya penglihatan, sentuhan, pendengaran, penciuman, dan perasa mulut.

- Usia 2-4 tahun

Saat buah hati menginjak usia 2-4 tahun, ia mulai menguatkan kemampuan motorik kasar, motorik halus, pengenalan warna dan angka, bahasa, serta emosi.

Maka saat tersebut orang tua dapat mulai memperkenalkan variasi alam beserta penghuninya.

- Usia 4-6 tahun

Usia 4-6 tahun adalah waktu dimana si kecil bisa mulai berpikir komprehensif diiringi dengan kemampuan lain dalam dirinya.

Oleh karena itu orang tua bisa mulai mengenalkan siklus kehidupan dan asal-usul segala hal.

Baca Juga: Begini 3 Cara Atasi Anak yang Enggan Bercerita Saat Alami KBGO

- Usia 6-8 tahun

Menginjak usia 6-8 tahun, anak sudah memasuki tahap awal pengembangan kemampuan berpikir kritis, sehingga orang tua bisa mengenalkan "yang kita lakukan di rumah berpengaruh di luar rumah".

- Usia 8-10 tahun

Memasuki usia 8-10 tahun, anak sudah punya kemampuan memecahkan masalah, sehingga orang tua dapat berbagi kondisi alam bumi saat ini, serta mengajaknya mengeksplorasi alam.

Kawan Puan, Dila Hadju juga memberikan contoh lain bagaimana ia mengajarkan Budi peduli lingkungan dan menerapkan gaya hidup berkelanjutan, lho!

Cocok nih buat kita tiru sebagai orang tua yang ingin mengajarkan kepedulian lingkungan kepada si kecil.

Menurut Dila, saat sebelum pandemi, ia dan Rayi kerap mengajak Budi pergi ke supermarket untuk belanja sekaligus mengenalkannya ke produk yang ramah lingkungan.

"Sebelum pandemi, kita ajak Budi misal, 'Ayo kita ke supermarket berburu sayur dan buah tapi yang tanpa plastik'," ujar Dila.

Ia dan Rayi pun tak pernah memaksa Budi dalam prosesnya. Mereka ingin semuanya tampak menyenangkan, bukan tekanan.

"Jangan sampai menjadi tekanan atau beban terutama anak-anak. Harapannya justru menjadi kebiasaan yang menyenangkan," tegas Rayi. (*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania