Covid-19 Fatigue, Kelelahan Emosional dan Mental Akibat Pandemi Covid-19

Dinia Adrianjara - Selasa, 20 Juli 2021
Pandemi yang tak kunjung usai menyebabkan kelelahan mental atau disebut Covid-19 fatigue
Pandemi yang tak kunjung usai menyebabkan kelelahan mental atau disebut Covid-19 fatigue FamVeld

Parapuan.co - Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung sejak awal tahun 2020 hingga saat ini. Per hari ini (20/7/2021), penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 38.325 orang.

Penambahan kasus positif yang terus meningkat ini salah satunya disebabkan oleh munculnya berbagai varian dari virus corona, seperti varian Delta yang menyebar lebih cepat, seperti terjadi di Indonesia.

Akibatnya, pemerintah pun menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama tanggal 3-20 Juli 2021, untuk menekan angka penyebaran virus corona di Indonesia.

Pandemi ini membuat masyarakat harus menyesuaikan diri dengan banyak kebiasaan baru seperti bekerja dan belajar dari rumah, selalu memakai masker saat di luar, dan menaati protokol kesehatan secara ketat.

Namun karena pandemi yang belum kunjung membaik, ditambah banyaknya pasien yang meninggal dunia, membuat banyak yang mengalami kelelahan emosional dan mental akibat Covid-19 atau Covid-19 fatigue.

Baca Juga: Pandemi Akibatkan Stres pada Anak, Dokter Reisa: Ini Tandanya

Apa itu Covid-19 Fatigue?

Menurut psikologi klinis di Annabelle Psychology, Dr. Annabelle Chow, pandemic fatigue atau Covid-19 fatigue adalah kelelahan mental yang dialami seseorang karena dampak yang diakibatkan oleh Covid-19.

Pandemi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami kelelahan mental, karena banyak hal seperti ketakutan dan kewaspadaan yang berkepanjangan.

Sementara menurut Direktur Pusat Bantuan dan Konseling di University of Alabama, Tami Long, Covid-19 fatigue terjadi setelah seseorang mencapai kapasitasnya untuk mengatasi dan mengalami berbagai gejala.

Baca Juga: Haruskah Menunggu 3 Bulan untuk Vaksin Setelah Sembuh dari Covid-19?

Gejala itu di antaranya gejala mental, emosional, dan fisik, karena terus terpapar stresor pandemi seperti jarak sosial, isolasi dari keluarga atau teman, takut tertular Covid-19, banyaknya pertemuan virtual, tekanan keuangan, dan banyak lagi.

Kondisi ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosional loh, Kawan Puan. Selain itu, masalah kesehatan kronis juga terjadi.

Kondisi kesehatan itu seperti sakit kepala, tak bisa fokus, masalah pencernaan, insomnia, sistem kekebalan tubuh melemah, yang akhirnya mempengaruhi fungsi sehari-hari seseorang.

Baca Juga: Waspadai Jasa Pembuatan Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Palsu, Ini Peringatan dari Satgas

Bagi Kawan Puan yang bekerja atau belajar dari rumah, kebutuhan untuk terhubung lewat konferensi video juga bisa menyebabkan kelelahan.

Orang-orang yang merasa lelah dengan interaksi virutal ini mengalami sebuah kondisi yang dinamakan 'Zoom Fatigue', yang juga berlaku untuk platform konferensi video lain seperti Skype, Google Hangouts, dan sebagainya.

Tak hanya itu, lansia, anak-anak, tenaga kesehatan dan mereka yang hidup sendiri secara sosial, atau mereka yang memang sudah berjuang dalam depresi dan kecemasan, berisiko mengalami kelelahan pandemi.

Baca Juga: Nakes akan Terima Vaksin Covid-19 Dosis ke-3, Bagaimana dengan Masyarakat?

(*)

Sumber: Straits Times
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja