Parapuan.co – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2021, Waste4Change menyeleggarakan webinar bertema Ajak Anak Pilah Sampah, Yuk! pada Jumat (23/07/2021).
Dalam webinar tersebut, Novrizal Tahar selaku Direktur Pengelolaan Sampah KLH RI mengatakan bahwa anak perlu diajarkan untuk memiliki rasa tanggung jawab terkait sampah bahkan sejak dini.
“Ada dua hal yang perlu saya sampaikan. Pertama, kita harus membangun literasi baru,” ucap Novrizal.
Novrizal mengatakan bahwa literasi baru perlu diajarkan pada anak. Literasi yang dimaksud yakni 'sampah menjadi tanggung jawabku'.
Literasi ini bertujuan agar anak memiliki kesadaran dan kepedulian akan lingkungan mereka.
Menumbuhkan tanggung jawab sejak kecil dapat menyadarkan anak untuk meminimalisir penggunaan sampah, khususnya sampah plastik sekali pakai.
“Kemudian yang kedua, ini menyangkut budaya kultur. Jadi kita harus membangun budaya hidup minim sampah sejak dini,” tambahnya.
Pada poin kedua yang disampaikan oleh Novrizal, terdapat beberapa upaya yang perlu dilakukan saat mengajarkan anak untuk meminimalisir sampah.
Untuk meminimalisir sampah, kita bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Selain itu, berbelanja tanpa menggunakan plastik, melakukan pilah sampah di rumah, dan membandun budaya pada anak untuk menghabiskan makanan bisa meminimalisir sampah.
Baca Juga: Hari Anak Nasional 2021: Ini Tips Mengajarkan Pendidikan Seksual Sejak Dini dari Psikolog
Masih dalam kesempatan yang sama, Novrizal mengatakan bahwa sisa makanan juga dapat memengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan.
“Mengingat Indonesia berada di nomer dua food waste, kalau makanan habis kan bisa mengurangi sampah organik, terlebih jika tercampur dengan sampah plastik,” imbuhnya.
Sampah sisa makanan seperti kulit buah, akan lebih baik jika diubah menjadi kompos.
"Sampah awalnya memiliki bau tak sedap bisa berubah menjadi tanaman yang indah,” ungkapnya.
Reti Oktania selaku Psikolog Klinis Anak Rumah Dandelion juga berpendapat bahwa mengajarkan anak untuk bertanggung jawab pada sampah akan menciptakan sebuah value.
Dirinya mengatakan bahwa menghabiskan makanan merupakan bentuk pengajaran mengenai kebersyukuran.
Tak hanya itu, anak juga dapat mengenal general value lainnya yang terkait dengan rasa menghargai dan melakukan kebaikan.
Saat anak berusia satu setengah tahun, saat itulah mereka mulai memiliki karakter.
Karakter tersebut berasal dari kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan konsisten.
Bayangkan saja jika sejak dini, anak sudah dibiasakan untuk meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai, tentu hal ini bisa menurunkan jumlah sampah plastik di masa mendatang.
(*)
Baca Juga: Hari Anak Nasional 2021: Ini 16 Hak Anak yang Orangtua Perlu Tahu