Hadirnya genderless fashion
Baru mencuat ke publik beberapa tahun belakangan ini, namun sebenarnya genderless fashion sudah muncul sejak awal abad ke-20.
Lebih tepatnya sejak tahun 1970-an dikenakan oleh sejumlah musisi, seperti Annie Lenox, David Bowie, dan Prince.
Mengingat gaya fashion ini sangat awam bagi masyarakat, tentu saja tidak mudah diterima dan kerap dianggap tabu untuk digunakan, apalagi dipopulerkan.
Akhirnya, muncul gaya androgini fashion, yakni style dengan menggabungkan busana laki-laki dan perempuan untuk menjadi gaya yang khas.
Sementara di Indonesia sendiri genderless fashion mulai terserap, terlihat dari penggunaan hoodie, blazer oversized, dan kemeja flanel yang tidak lagi memandang gender.
Dilansir dari laman The Fashion Globe, pergeseran gaya fashion ini mulai hadir setelah perempuan telah bisa berkarier di dunia kerja yang didominasi pria, menurut Dawnn Karen, MA, Ed.Mc, psikolog mode dan pendiri Fashion Psychology Insitute.
Baca Juga: Ingin Tampil Nyentrik, Berikut Inspirasi Gaya Fashion Mismatched Untukmu
Sebagai contoh pada profesi polisi yang umumnya laki-laki yang kemudian perempuan telah bisa berprofesi demikian dan menggunakan seragam yang sama.
Evolusi ini pun membuat gaya fashion kini bersifat cair atau dalam artian semakin ada keterbukaan dan kebebasan dalam bergaya.
Ditambah adanya perkembangan teknologi yang dapat membantu setiap orang untuk mengakses hal-hal yang tidak diketahui dan membuat mereka mengenal berbagai gaya fashion untuk kemudian mereka terapkan.
Seiring waktu, brand besar pun yang sebelumnya membatasi busana laki-laki dan perempuan, kini telah mengusung konsep genderless fashion, seperti Gucci, Zara, dan H&M. (*)