Parapuan.co - Kata-kata seperti diet, penurunan berat badan, dan kalori telah menjadi bagian dari budaya masyarakat sehari-hari.
Banyak orang tua sering tidak sengaja mengeluh tentang berat badan mereka sendiri di depan anak-anaknya.
Kemudian, anak-anak menyerap percakapan tentang mengurangi jumlah makanan dan aktivitas fisik sebagai metode yang efektif untuk membakar kalori, menurunkan berat badan, dan mencapai bentuk tubuh yang ideal.
Baca Juga: 4 Cara Agar Orang Tua Menjadi Teladan Body Positivity Bagi Anak
Selanjutnya, pujian akan diberikan kepada orang dewasa atau anak-anak lain yang berhasil menurunkan berat badan.
Bagaimana dampak bagi anak? Mereka menyerap setiap kata yang tidak menyenangkan dan tidak sehat tentang ketidakpuasan tubuh dan rasa malu yang diturunkan orang tuanya kepada mereka.
Sebagai orang tua, berikut ini tips-tips untuk menghentikan kebiasaan body shaming pada anak atau mempermalukan tubuh pada anak.
1. Jadilah panutan, bukan pelatih
Mengutip Live Healthy, terkadang orang tua lupa bahwa anak mereka meniru semua yang dilakukannya.
Jika kamu ingin membentuk kebiasaan makan yang sehat, kamu tidak dapat mendorong anak untuk makan sehat dan berolahraga saat kamu berbaring di sofa sambil makan makanan ringan.
Sebaliknya, praktikkan apa yang kamu sarankan pada anak.
Jadikan gaya hidup sehat menjadi langkah awal untuk mencintai tubuh dan mengurangi kebiasaan body shaming pada anakmu.
2. Bicara tentang makan sehat, bukan diet
Bangun gaya hidup sehat melalui makanan dengan fokus kesehatan dan bukan berat badan.
Dorong mereka untuk menerapkan kebiasaan makan sehat dengan rutin dan mengajari dasar-dasar nutrisi yang ada pada makanannya.
Bicarakan secara teratur tentang kelompok makanan yang berbeda dan pentingnya makan dalam jumlah yang tepat untuk mendukung fungsi tubuh mereka.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengenalkan Body Positivity pada Anak Laki-Laki? Ini Saran Ahli
Jangan pernah melabeli makanan sebagai baik atau buruk atau melarang makanan tertentu, kecuali ada alasan penyakit di baliknya.
Beri tahu jika sayuran dan buah-buahan bisa dikonsumsi setiap hari, sedangkan makanan ringan dan cepat saji tidak disarankan dikonsumsi setiap hari.
Biarkan anak-anak memutuskan apa yang ingin mereka makan tanpa penilaian apapun, sambil secara bersamaan membantu mereka berlatih memperhatikan isyarat rasa lapar dan kenyang, sehingga, anak-anak akan belajar makan secukupnya.
3. Tingkatkan penerimaan diri, bukan body shaming
Akar ketidakpuasan tubuh dimulai sejak masa kanak-kanak, dan ketika orang tua melakukan body shaming pada anak, inilah saat komplikasi kesehatan yang serius lebih mungkin terjadi.
Ketika orang tua menganggap anaknya kelebihan berat badan, anak-anak cenderung melihat ukuran tubuh mereka secara negatif dan secara aktif mencoba menurunkan berat badan.
Citra tubuh negatif di antara anak-anak terbukti meningkatkan risiko harga diri rendah, gejala depresi, gangguan makan, kelebihan berat badan, dan obesitas.
Baca Juga: Ajarkan Body Positivity pada Anak agar Tak Terbiasa Bandingkan Penampilan
Sebaliknya, orang tua harus memilih kata-kata mereka dengan sangat hati-hati, menjelaskan kepada anak-anak bahwa setiap orang memiliki berbagai bentuk dan ukuran.
Tujuannya, untuk mengajari mereka menerima keragaman dan menegaskan kembali tentang body positivity atau penerimaan diri terlepas dari berat badan.
Jadi, saat seorang anak berbicara tentang tubuhnya, orang tua perlu mendengarkan dengan seksama, menjawab dengan nada netral dan bertanya tentang perasaan mereka.
Ini akan membantu anak-anak untuk berani mengutarakan perasaannya, menolak body shaming, dan belajar untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri.
Yuk Kawan Puan kita terapkan 3 tips berikut agar anak-anak kita tumbuh dengan sehat dan bisa menghargai tubuhnya! (*)