Parapuan.co – Kawan Puan, apakah kamu sudah mengenal apa itu Merdeka Belajar?
Merdeka Belajar merupakan salah satu bahasan di rangkaian acara Bobo Creative Week 2.0
Bobo Creative Week 2.0 merupakan rangkaian acara kreatif yang dibuat untuk menemani anak-anak bermain dan belajar di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Lyodra Ginting Dibuat Takjub saat Diwawancara 3 Reporter Cilik Bobo
Rangkaian acara Bobo Creative Week 2.0 sendiri sudah dimulai sejak tanggal 19 Juli 2021, dengan puncak acara pada tanggal 23-25 Juli 2021.
Tak hanya sebagai wadah kegiatan seru untuk anak-anak, Bobo Creative Week juga hadir sebagai ruang diskusi orang tua dan guru lo, Kawan Puan!
Salah satu kegiatan seru adalah diadakannya Webinar Merdeka Belajar yang membahas tentang merdeka belajar dan pentingnya belajar tatap muka.
Mengutip Bobo, pelaksanaan webinar ini menghadirkan dua narasumber yaitu Eko Warisdiono, selaku Analis Kebijakan Madya, Direktorat Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Paud Dikdasmen, Kemdikbud Ristek dan Inti Nusaida, Psikolog Pendidikan dan Co-Founder Insight Psikologi.
Lantas apa itu Merdeka Belajar?
Eko memaparkan, Merdeka Belajar adalah cara yang harus dilakukan demi menghasilkan pendidikan berkualitas untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Untuk mencapai Merdeka Belajar diperlukan dukungan dan peran penuh dari keluarga, guru, sekolah, masyarakat umum, dan lain-lain.
Melalui Merdeka Belajar diharapkan bisa memberikan kemandirian dan kemerdekaan di lingkungan pendidikan.
Baca Juga: Rayakan Hari Anak Nasional 2021 dengan Mengikuti Bobo Creative Week 2.0
Tujuannya, agar lingkungan pendidikan bisa menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran.
Merdeka Belajar menjadi penting di saat pandemi Covid-19 saat ini, yang mengharuskan anak-anak melakukan pembelajaran dari rumah.
Pentingnya belajar tatap muka bagi anak
Inti menjelaskan tentang pentingnya pembelajaran tatap muka untuk proses belajar anak-anak.
Sejak pandemi Covid-19, anak-anak diharuskan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Tentunya membuat segala rutinitas pembelajaran menjadi berubah.
Contohnya, saat di sekolah anak-anak bisa bersosialisasi langsung dengan guru dan teman-temannya.
Sedangkan sekarang, anak-anak melakukan segala sesuatu secara daring.
Tak menampik jika banyak anak-anak menjadi kurang aktif bergerak selama proses pembelajaran daring.
Baca Juga: Sambut Hari Anak Nasional, Lyodra Beri Pesan untuk Anak Indonesia dalam Meraih Mimpi
Hal ini disebabkan karena mereka terlalu banyak fokus pada gawai, baik itu untuk belajar atau bermain.
Inilah yang membuat anak-anak harus mengencangkan sikap disiplin dalam belajar.
Kawan Puan, ikuti terus rangkaian event Bobo Creative Week 2.0 lainnya ya!
Info lebih lengkap tentang rangkaian acara Bobo Creative Week 2.0 bisa Kawan Puan cek di Instagram @majalah_bobo. (*)