Parapuan.co - Kenaikan kasus Covid-19 Indonesia dalam sebulan terakhir membuat ketersediaan ruang di rumah sakit (RS) kian habis.
IGD rumah sakit pun setiap harinya dipenuhi orang-orang yang mengantre untuk mendapatkan ruang.
Fakta ini tentu memprihatinkan, mengingat banyak pasien kelimpungan mencari bantuan agar bisa sembuh akhirnya meninggal dunia di rumah.
Penuhnya rumah sakit membuat pihak tenaga kesehatan (nakes) harus memilih mana saja pasien yang bisa masuk.
Baca Juga: Hari Anak Nasional: Lebih dari 350 Ribu Anak Terpapar , Kenali Gejala Covid-19 pada Anak
Padahal jumlah pasien yang harus ditangani faktanya melebihi kapasitas yang dimiliki rumah sakit.
Akhirnya banyak pasien ditolak hingga tak tahu lagi harus ke mana.
Hal serupa dialami oleh Ratu Budi, seorang jurnalis yang harus berjuang mencarikan rumah sakit untuk sang ayah.
Saat dihubungi, Kamis (22/7/2021), Ratu membagikan pengalamannya ditolak banyak rumah sakit.
Baca Juga: Berikut Ini Panduan Penanganan Pasien Covid-19 Berdasarkan Tingkat Gejalanya
Ratu menceritakan kondisi sang ayah saat itu sudah drop karena saturasi oksigen hanya di angka 75 persen.
"Pertama ke Moewardi (RS di Kota Surakarta), sampai di sana kagetnya bukan main. Sumpah itu rumah sakit isinya orang semuaaa. Sampai ke pelataran-pelataran," tutur Ratu.