Pasalnya kita tidak pernah tahu bahwa orang yang kita berikan akses ke data pribadi akan dengan sengaja atau tidak sengaja membocorkan dan menyalahgunakan informasi tersebut.
Setelah itu, kita perlu melakukan pemetaan risiko. Pemetaan risiko menurut Ellen Kusuma dari SAFENet adalah cara kita mengorganisir dan memanajemen seluruh data pribadi digital kita yang berada di internet.
Ellen memberikan delapan langkah pemetaan risiko untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan data kita bocor serta bagaimana cara melindunginya.
Berikut delapan langkah pemetaan risiko itu:
1. Menghitung jumlah akun digital yang kita punya, baik itu media sosial, email, cloud storage, Google Drive, dan sejenisnya.
2. Mencoba untuk Google nama sendiri. Cari tahu apa yang muncul ketika Kawan Puan mengetikkan nama sendiri di Google. Kalau ada muncul informasi pribadi, contohnya nomor telepon, maka artinya data pribadimu sudah bocor dan perlu diamankan.
3. Membedakan nomor handphone dan alamat email untuk urusan pekerjaan dan pribadi. Tujuannya agar nomor dan alamat email pribadi ini tidak gampang tersebar dan diakses oleh banyak orang secara bebas.
4. Memasang two factor authentication/2FA pada akun digital untuk meningkatkan sistem keamanan. Jika ada orang yang berusaha masuk ke akunmu, maka kamu akan mendapat pemberitahuan dan bisa segera ambil tindakan.
5. Mengecek pengaturan privasi pada akun digital lama dan konten lama di media sosial. Tujuannya adalah agar orang lain tidak dengan bebas mengakses dan menyalahgunakan konten lama yang kamu unggah di media sosial.
6. Pikirkan untuk deaktivasi atau menghapus akun yang sudah tidak pernah digunakan. Hapus akun ini bukan dengan menghapus aplikasinya pada ponsel, namun menghapus atau deaktivasi akun pada media sosial maupun aplikasi tersebut.
Baca Juga: Marak KBGO di Media Sosial, Jangan Asal Berikan Data Pribadi Ini ke Orang Lain!