"Kalau Rp100 juta itu kita bagi-bagi, misalnya ditaruh di saham Rp20 juta, bunganya 14 persen, dengan jangka waktu sama lima belas tahun. Maka, lima belas tahun lagi uang yang kita taruh di saham itu akan menjadi sekitar Rp142 juta," ujar Ninet.
Ninet pun menambahkan, "Saya taruh Rp20 juta lagi di obligasi, bunganya sembilan persen, lima belas tahun kemudian jadi 72 juta. Lalu, Rp40 juta taruh di deposito biar aman. Misal bunga deposito 3,74 persen, lima belas tahun kemudian akan menjadi Rp75 juta."
Nah, Kawan Puan jika dirangkum, uang Rp100 juta yang kamu miliki, dipecah ke dalam beberapa instrumen investasi, Rp20 juta di saham, Rp20 juta di obligasi, dan Rp40 juta untuk deposito.
Tercatat, kamu masih punya uang sebesar 20 juta rupiah. Kawan Puan bisa saja memakai ini untuk bisnis sendiri, misalnya warung kopi. Jika bangkrut, maka uangnya habis.
Baca Juga: Bukan Arisan, Ini Investasi Menjanjikan Bagi Perempuan Menurut Pakar
Namun, "Ternyata dari empat instrumen tadi, meski bisnis kita tidak menghasilkan, yang tiga ini (investasi saham, obligasi, dan deposito) ternyata memberi keuntungan, kalau ditotal sekitar Rp291 juta," contoh Ninet.
Hal ini sangat berbeda jika kamu memiliki dana Rp100 juta dan semua kamu gunakan untuk deposito. Dalam kurun 15 tahun, kamu hanya mendapatkan Rp189 juta.
Namun, dengan membagikannya pada beberapa instrumen dengan bunga lebih tinggi, kamu bisa mendapatkan uang sebesar Rp291 juta.
Nah, itu dia fungsi lain dari diversifikasi investasi selain meminimalisir risiko kerugian, Kawan Puan. Jadi, selamat membagi investasimu, ya! (*)