Setelah itu, nanti bisa berkumpul kembali usai makan siang, tapi kalau lokasi cukup jauh, bertemulah saat makan malam.
"Itu enak kok kaya gitu. Jadi kita dapat feel solo traveling tapi sebenarnya kita enggak sendiri. Di sisi lain, kita juga punya kesempatan untuk memuaskan diri kita sendiri," jelasnya.
Marischka berpendapat jika memang minatmu dan pasangan dalam traveling berbeda, lebih baik diakomodir dengan berpisah sebentar, agar sama-sama puas.
Selain mengetahui minat masing-masing, Marischka juga menegaskan kalau traveling bersama pasangan harus menurunkan ego.
“Kadang-kadang kan kaya, ‘lah gue kan udah ngurusin A,’ terus nanti dilanjut sama pasangannya ‘Lah gue kan udah bayarin ini,’ jangan sampai ego kalian ini jadi biang ribut," katanya.
Baca Juga: Waktu yang Tepat Lakukan Solo Traveling ala Marischka Prudence
Ia berpendapat jika keributan seperti ini terjadi sangat disayangkan, sebab saat traveling kita sudah mengeluarkan uang dan usaha, jika berakhir dengan keributan maka perjalanan pun tak menyenangkan.
Oleh sebab itulah saat traveling bersama pasangan ego harus diturunkan lagi dan lebih toleransi dengan orang lain.
"Yang penting diskusi, jadi jangan dipendam sendiri bete misalnya, kita kan mau ke sini kok di sini kelamaan si, daripada diem terus cemberut besoknya baru berantem mendingan diomongin langsung, kaya nanya aja langsung," tutup Marischka. (*)