Nishiya menjadi juara termuda dalam sejarah Jepang, melampaui Kyoka Iwasaki yang memenangkan gaya dada 20 meter di Olimpiade Barcelona tahun 1992 pada usia 14 tahun.
Nishiya pun menjadi juara termuda kedua sepanjang sejarah Olimpiade.
Berusia 13 tahun 330 hari, Nishiya berada di urutan kedua setelah Marjorie Gestring dari Amerika, yang berusia 13 tahun 268 hari ketika dia memenangkan medali emas dalam kompetisi loncatan 3 meter putri di Olimpiade Berlin tahun 1936.
Kerennya lagi, Momiji Nishiya berhasil mengalahkan Aori Nishimura (19 tahun), seorang unggulan dari Jepang karena merupakan juara dunia skateboard perempuan.
Seluruh usaha jatuh bangun Nishiya, trik rumit yang ia lakukan, dan hasil skor tinggi yang berhasil ia raih berhasil mengalahkan salah satu rivalnya yang bisa dikatakan tidak mudah.
Di laga final skateboard perempuan Olimpiade Tokyo 2020 itu, Aori Nishimura berada di urutan kedelapan.
Baca Juga: Mengenal Hidilyn Diaz, Atlet Angkat Besi Pertama yang Raih Medali Emas untuk Filipina
Melansir dari New York Post, Margielyn Didal, seorang skater asal Filipina berusia 22 tahun mengatakan bahwa ia senang bermain skate di bersama dengan generasi terbaik di dunia berikutnya.
Margielyn Didal ini juga salah satu rival Momiji Nishiya. Namun Margielyn Didal finish di urutan ketujuh.
"Bayangkan, semua peraih medali masih sangat muda! Ini sejarah dan aku baru saja menyaksikannya," ucap Margielyn Didal.
"Ini Olimpiade pertamaku dan aku bisa berseluncur bersama mereka," ucap Didal lebih jauh.
Margielyn Didal pun memberi pesan kepada semua anak muda yang mau menekuni bidang olahraga, baik itu skateboard maupun lainnya.
"Untuk anak-anak muda atau anak perempuan atau semua orang di luar sana yang ingin mulai bermain skating, aku ingin memberi tahu mereka untuk bermain skating dan menikmatinya. Bermain dengan aman, kenakan perlengkapan keselamatan. Tidak ada yang tak mungkin," tegasnya. (*)