Ya, meski tidak membawa piala pulang, kehadiran Zaza di Olimpiade Tokyo 2020 ini sudah membawa pengaruh besar, terutama mengingat perjuangannya.
Lahir di Kota Hama, Zaza harus menanggung pemadaman listrik yang tak ada henti-hentinya selama pelatihan saat perang berkecamuk di luar.
Ada kalanya salah satu atlet perempuan di Olimpiade Tokyo 2020 ini berjuang untuk menemukan dayung dan bola saat berlatih di lantai beton dan meja usang.
Bahkan, karena perang tersebut, Zaza kerap tidak dapat melakukan perjalanan ke kompetisi internasional. Toh, memperoleh visa pun bukan perkara mudah.
Baca Juga: 4 Cara Seru Mendukung Atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020
Namun, kondisi tersebut tidak pernah membatasai Hend Zaza untuk menggapai impiannya yang beragam dan cukup tinggi.
Sebagai perempuan, Zaza tidak takut menggapai mimpinya yang ingin menjadi juara dunia dan dirinya pun melihat suatu hari nanti dirinya bisa menjadi apoteker atau pengacara.
"Selama lima tahun terakhir saya telah melalui banyak pengalaman berbeda, terutama ketika ada perang yang terjadi di seluruh negeri, dengan penundaan pendanaan untuk Olimpiade, dan itu sangat sulit," ungkap Zaza.