Satu bulan setelah kelahiran putranya, ia harus rela kembali berlatih demi persiapan Olimpiade Tokyo 2020 yang akan digelar tahun 2021.
“Satu bulan setelah melahirkan, aku harus meninggalkan anakku 4 jam sehari untuk latihan. Aku terus berlatih dan menyetok ASI untuknya. Jujur itu bukan hal yang mudah, tetapi aku yakin ini akan jadi contoh yang baik untuk anakku kelak,” ungkapnya.
Baca Juga: Jadi Atlet Sekaligus Ibu 3 Anak, Begini Kisah Atlet Judo Sanda Aldass Meraih Mimpinya
Selain itu perubahan bentuk tubuh yang terjadi setelah melahirkan juga berdampak pada performa latihannya.
“Sebelum jadi ibu, aku bisa istirahat dengan tenang setelah latihan. Namun ketika sudah menjadi ibu, sepulang latihan aku perlu segera menyusui anakku, bahkan bangun di tengah malam,” tambahnya.
Kawan Puan, tak hanya itu Ona Carbonell juga menghadapi hal tabu bahwa setelah melahirkan perempuan tak bisa kembali bertanding.
Selain itu, perempuan yang sudah menikah dan melahirkan juga dipandang tidak akan bisa menunjukkan performa terbaiknya.
“Setelah perempuan melahirkan dan ingin kembali bertanding, ia jelas butuh dukungan. Sama sepertiku. Jika tidak akan sangat sulit baginya untuk kembali,” jelasnya.
Untungnya Ona Carbonell memiliki pelatih yang sangat mendukung impiannya tersebut.
Sang pelatih, Fujiki Mayuko, terus menyemangati dan membantunya untuk kembali berlatih.
“Aku sudah bertanding selama 20 tahun. Aku berhasil meraih 23 medali di banyak kejuaraan dunia dan 2 medali Olimpiade. Bagaimana bisa aku menyerah hanya karena hal tabu tentang perempuan setelah melahirkan?”
Perpaduan antara mimpi dan dukungan dari sang pelatih, membuat perempuan satu ini lolos dan bergabung di kontingen tim renang indah Spanyol.
“Saat memikirkan putraku, dan semua pengorbanan yang sudah kulakukan selama ini, aku sadar bahwa semuanya terbayar tuntas,” pungkasnya.
Kawan Puan, kisah pengorbanan Ona Carbonell dalam meraih mimpinya ini inspiratif sekali ya! (*)