"Nah tentu saja arahannya ke mana? Yang paling bervariasi itu adalah aktivitas fisik. Karena aktivitas fisik itu gerakannya banyak banget, permainannya banyak banget," tuturnya.
Selaku ahli gizi, dr. Rita berpendapat bahwa dengan aktivitas fisik, metobolik dalam tubuh anak menjadi baik, sehingga buah hati pun akan jadi lebih bahagia.
"Nah anak-anak itu juga harus dikondisikan rutinitas melakukan kegiatan olahraga.
Ya, jadi boleh bermain gadget dibatasi waktunya lalu kemudian kita sepakati rutinitas untuk berolahraga," ujarnya.
Tentunya, karena buah hati Kawan Puan masih kecil, maka sebagai orang tua kamu perlu memfasilitasi anak.
Fasilitasnya yakni orang tua menjadi contoh yang baik, supaya saat olahraga pun anak bisa melakukan gerakan yang benar.
Dalam pemaparannya dr. Ritas memberi contoh di mana ia menerima kasus anak-anak dibiarkan gerak sendiri, tapi ibunya tidak memfasilitasi dan memberi contoh gerakan yang benar.
"Yang ada anak merasa badannya sakit, enggak nyaman, kemudian enggak berkelanjutan gitu. Nah saya senang sekali dengan platform ini, karena gerakan-gerakannya sudah dari ahlinya. Jadi gerakan itu sudah jadi cocok untuk anak," tambah dr. Rita.
Akan tetapi, sebagai orang tua, Kawan Puan pun harus mengerti anak, tentang olahraga mana yang disukai.
"Nah kata kuncinya gini anak itu harus mendapat gerakan yang di dalamnya itu seimbang antara gerakan aerobik yakni untuk kekuatan jantungnya, kemudian gerakan untuk tulang dan gerakan untuk otot," jelasnya.
Adapuan bentuk gerakan yang dimaksud oleh dr. Rita untuk aerobik itu senam, dan untuk kekuatan otot dan tulang bisa didapatkan dari menendang bola, memukul bola, atau pun melompat. (*)