Tapi Luciana mungkin mampu menemukan celah untuk tetap melakukan gerakan tersebut tanpa harus dikenakan hukuman.
Fakta bahwa dia memasukkan gerakan anti-rasisme tersebut sebagai elemen artistik dari koreografinya dirasa dapat menyulitkan IOC untuk menindaknya atau memberikannya hukuman yang berat.
Luciana Alvarado hanyalah salah satu dari beberapa atlet Olimpiade yang menemukan cara untuk memprotes ketidakadilan yang dirasakan banyak kelompok masyarakat akhir-akhir ini.
Baca Juga: Keren! 5 Wasit Perempuan Ini akan Menjadi Bagian Olimpiade Tokyo 2020
Sebelumnya, beberapa atlet di tim sepak bola perempuan, termasuk pemain dari Amerika Serikat, Swedia, Selandia Baru, dan Inggris Raya, berlutut sebelum pertandingan mereka.
Selain itu, ada tim Australia bergandengan tangan untuk menunjukkan dukungan bagi masyarakat suku Aborigin di Australia. (*)