Namun, Luciana berhasil menemukan celah untuk tetap melakukan gerakan tersebut tanpa harus dikenakan hukuman.
Memasukkan gerakan anti-rasisme tersebut sebagai elemen artistik dari koreografinya dirasa dapat menyulitkan IOC untuk menindaknya atau memberikannya hukuman yang berat.
Dia memasukkan gerakan anti-rasisme tersebut ke dalam koreografinya karena ada keinginan untuk mengangkat pentingnya setiap orang diperlakukan dengan hormat apapun ras mereka.
Baca Juga: Yasmeen Al-Dabbagh, Atlet Sprinter Perempuan Pertama Arab Saudi di Olimpiade
Luciana Alvarado adalah pesenam pertama dari Kosta Rika yang berhasil mengikuti Olimpiade.
Ia hanyalah salah satu dari beberapa atlet Olimpiade yang menemukan cara untuk memprotes ketidakadilan yang dirasakan banyak kelompok masyarakat akhir-akhir ini.
Sebelumnya, beberapa atlet di tim sepak bola perempuan, termasuk pemain dari Amerika Serikat, Swedia, Selandia Baru, dan Inggris Raya, berlutut sebelum pertandingan mereka.
Selain itu, ada tim Australia yang bergandengan tangan untuk menunjukkan dukungan bagi masyarakat suku Aborigin di Australia. (*)