Parapuan.co - Apakah Kawan Puan pernah membeli sesuatu, namun sebenarnya tidak benar-benar membutuhkan barang tersebut?
Jika ya, bisa jadi kamu adalah tipikal pembeli yang impulsif.
Pembelian impulsif sering kali dilakukan atas dalih merayakan promosi, menghargai diri sendiri, menghilangkan stres, atau menghabiskan uang untuk menebus sesuatu yang hilang dalam hidup kita.
Dengan kata lain, pembeli impulsif lebih sering membeli barang karena dorongan emosional.
Tidak salah sih, tapi jika tidak dikendalikan, pembelian impulsif semacam ini dapat menyebabkan hutang dan merusak kesehatan keuangan kamu loh.
Nah, apa saja sih tanda-tanda dari pembelian impulsif ini? Melansir dari situs Gingras, berikut tanda-tanda pembeli impulsif.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Investasi Emas Online Cocok untuk Ibu Rumah Tangga
1. Mencari kepuasan instan
Kawan Puan, tanda pertama kamu adalah seorang pembeli impulsif yakni sering menghabiskan uang untuk kepuasan sesaat.
Nasib buruk, stres yang menumpuk, cemas, gelisah dan mudah tersinggung.
Untuk melawan perasaan negatif yang disebutkan di atas, beberapa orang akan mencari kepuasan instan dengan berbelanja.
Sayangnya, kelegaan yang didapat dengan berbelanja alat elektronik atau pakaian baru hanya bersifat sementara, Kawan Puan.
Untuk menghindari pembelian impulsif ini mundurlah selangkah sebelum pergi ke toko atau menekan tombol check out di aplikasi e-commerce.
Alih-alih membeli barang ini dan itu, cobalah mencari aktivitas lain, seperti berbicara dengan teman, berjalan-jalan, atau bahkan menonton film, untuk mengatasi emosi yang mendorong pada kepuasan sesaat tersebut.
Namun, jika kamu masih tidak bisa menahan diri untuk tidak berbelanja, cobalah mundur selangkah sebelum membeli barang yang dimaksud.
Beri diri beberapa hari untuk merenungkan konsekuensi dari pengeluaran emosional ini.
Baca Juga: Selain Emas, 5 Produk Ini Cocok untuk Investasi Jangka Panjang
2. Sering berkata pada diri sendiri "kamu pantas kok"
Tanda yang selanjutnya adalah sering memanjakan diri sendiri dengan berkata, 'kamu pantas kok beli ini untuk diri sendiri,'.
Nah, hal ini sebenarnya bukan masalah besar, asalkan kamu dapat mengontrolnya atau tidak sering-sering memanjakan diri.
Bekerja keras untuk mencapai tujuan pribadi atau profesional dapat menciptakan keinginan untuk mendapatkan hadiah sebagai sebuah perayaan.
Tapi jika tidak dikontrol dengan baik, perilaku semacam ini dapat menyebabkan dampak buruk pada keuangan pribadi.
Baca Juga: Ini 3 Hal yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Diversifikasi Investasi
3. Berbelanja untuk menghilangkan stres
Kawan Puan, tanda lainnya adalah berbelanja setiap kali kamu merasa stres.
Kebiasaan tersebut ternyata juga masuk ke dalam kebiasaan pembelian impulsif.
Kalau kamu memiliki kebiasaan ini, ada baiknya kamu memperioritaskan kegiatan yang jauh dari pusat perbelanjaan untuk menghilangkan stres, seperti jogging atau aktivitas lainnya.
4. Suka menyaingi orang lain
Kawan Puan, suka menyaingi orang lain di sini maksudnya adalah suka berkompetisi dengan harta benda yang dimiliki oleh orang lain.
Persaingan yang tidak sehat ini dapat menciptakan perasaan rendah diri pada beberapa orang yang mendorong mereka untuk membeli lebih banyak atau membelanjakan jumlah yang lebih besar demi memiliki barang-barang yang lebih mewah daripada rekan-rekan mereka.
Jika kamu terjebak dalam logika perbandingan semacam ini, ingatlah bahwa pengeluaran emosional mungkin akan membahayakan kesehatan finansialmu.
Cobalah untuk memahami dari mana perasaan persaingan ini berasal dan apa yang mendorong kamu membandingkan diri dengan orang lain.
Nah, Kawan Puan, itu dia tanda-tanda pembeli impulsif.
Semoga enggak ada satupun tanda di atas yang sesuai dengan kebiasaan kamu ya!(*)
Baca Juga: Penting! Ini 4 Alasan Kenapa Kamu Membutuhkan Pendapatan Pasif