Parapuan.co - Hubungan persaudaraan adalah salah satu hubungan yang sangat dekat bagi anak-anak.
Begitu juga hubungan antara anak berkebutuhan khusus dan anak lainnya, di sini orang tua memiliki pengasuhan yang pastinya berbeda di antara keduanya.
Mungkin saja ada waktu yang lebih lama bagi orang tua dalam perawatan anak berkebutuhan khusus berdasarkan tingkat keparahan gejalanya.
Namun, contoh masalah seperti itu kadang mengundang kecemburuan bagi anak lainnya dan sering bertanya seperti, “Mengapa ibu sering bersama kakak atau adik yang berkebutuhan khusus itu?”
Baca Juga: Cara Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus untuk Meningkatkan Potensinya
Memberikan pengertian dan komunikasi secara terbuka sejak awal kepada anak lainnya untuk menerima saudaranya yang berkebutuhan khusus merupakan langkah utama yang perlu demi menghindari kesalahpahaman.
Irma Afriyanti Bakhtiary, Psikolog Klinis Anak berkebutuhan Khusus di PION Clinician, mengatakan bahwa pada dasarnya setiap anak itu unik dan spesial.
“Anak dengan disabilitas walau dengan segala kekurangannya mungkin ada kelebihan yang luar biasa yang tidak dimiliki anak-anak lainnya,” kata Irma pada PARAPUAN, (27/07/2021).
Kemudian, ia membagikan tips bagi orang tua bagaimana mengajarkan anak agar mau menerima saudaranya yang berkebutuhan khusus, antara lain:
1. Perlakukan semua anak setara
“Perlakukan semua anak dengan sama dan tanpa membedakan,” kata Irma.
Maksudnya, orang tua harus memberikan pendampingannya, waktu, dan cintanya tanpa syarat secara merata pada semua anak.
Misalnya, ketika orang tua banyak menyibukkan waktu untuk anak berkebutuhan khusus, jangan lupa juga untuk menyempatkan quality time bersama anak yang lain.
Tujuannya, agar anak-anak tidak menyimpulkan mana anak yang orang tua lebih cintai daripada yang lain.
Baca Juga: Bagaimana Cara Orang Tua Menerima Keadaan Anak Berkebutuhan Khusus?
2. Saling melibatkan dan membantu
“Libatkan kakak atau adik untuk membantu saudaranya yang berkebutuhan khusus,” kata Irma.
Memberi pengertian satu sama lain untuk dilibatkan dalam pengasuhan bersama antara anak yang berkebutuhan khusus dan yang tidak membuat mereka memiliki hubungan yang lebih bermakna.
Misalnya, melibatkan dalam hal kecil seperti bermain bersama, maka akan terjalin komunikasi yang baik dan memiliki minat yang sama.
3. Saling bekerjasama dan berperan dalam keluarga
“Saling bekerjasama dan berperan dalam keluarga dapat membantu antar saudara lebih kompak,” ujar Irma.
Untuk menguatkan kekompakan antar anak, perlu saat-saat di mana orang tua bekerja sama untuk menyelesaikan satu masalah atau momentum.
Contohnya, apabila memungkinkan berikan keduanya kesempatan untuk membantumu membersihkan rumah, memasak, atau menyiram tanaman, bagi rata antara keduanya di waktu bersamaan.
Atau kamu bisa mengatur jadwal setiap pagi dan sore menjadi bagian siapa yang harus beres-beres setelah bermain.
Baca Juga: Bagaimana Cara Orang Tua Menerima Keadaan Anak Berkebutuhan Khusus?
4. Beri tahu keadaan saudaranya yang berkebutuhan khusus
“Sampaikan keadaan anak yg dengan berkebutuhan khusus kepada saudaranya dengan jelas, terbuka, jujur, dan bahasa yang sederhana,” ujar Irma.
Hal paling awal yang bisa orang tua beri tahu kepada anak adalah memberikan pengertian secara terbuka bagaimana keadaan saudaranya yang berkebutuhan khusus.
Beri tahu dengan bahasa sederhana sesuai usianya agar anak lainnya lebih paham bagaimana gejala-gejala saudaranya yang mungkin terjadi.
Jangan lupa, untuk melibatkan anak dalam merawat saudaranya juga agar sewaktu-waktu bisa membantu ketika mereka tanpa pengawasan orang tua.
Baca Juga: Tumbuhkan Empati, Berikut 5 Cara Ajarkan Anak Mendukung Saudara Berkebutuhan Khusus
“Jika ada keterbukaan dan dilibatkan sejak awal tanpa membebani anak yang lain, biasanya kondisi keluarga akan terasa lebih hangat dan minim konflik,” terang Irma.
Adanya anak berkebutuhan khusus tidak berarti membebani anak lain yang sedang tumbuh dan berkembang.
Keduanya memiliki hak yang sama akan cinta dan kasih sayang tanpa syarat dari orang tuanya.
Pengasuhan seperti ini memang penuh tantangan, namun orang tua pasti bisa melewatinya seiring waktu dan proses pengalaman sehari-hari yang unik dan spesial itu.
(*)