Melansir dari Kompas, Nurul tertarik dengan cabang olahraga angkat besi setelah mengikuti program pembinaan Diklat Tunas Bangsa yang dikelola oleh Dinas Pemuda Dan Olah Raga Provinsi Aceh.
Effendi menceritakan bahwa sejak bergabung menjadi atlet angkat besi putri binaan Diklat Tunas Bangsa, Nurul Akmal sangat antusias dan selalu displin mengikuti latihan.
Bahkan sosok Nurul menjadi panutan bagi adik-adik atlet angkat besi di daerah Aceh.
Kawan Puan, sejak tahun 2016 Nurul sudah menjadi juara PON dan memecahkan rekor snatch dan clean and jerk sekaligus pemegang rekor nasional.
Pada 2017, Nurul kembali menjadi juara nasional di Riau, lalu pada Februari 2018, ia dipanggil ke Pelatnas untuk Asian Games.
Nah, Kawan Puan, perjalanan Nurul untuk bisa menjadi bagian Olimpiade Tokyo 2020 ini tidak mudah.
Nurul harus mengikuti berbagai pertandingan dan event untuk mengumpulkan tiket menuju Olimpiade.
Baca Juga: Perjalanan Karier Greysia Polii, Main Bulu Tangkis Sejak Umur 14 Tahun
"Jadi selama di Pelatnas dia mulai banyak mengikuti event untuk mengambil tiket di Olimpiade, ini kan harus banyak ikut kejuaraan yang diselengggarakan oleh IWF, dia harus mengikuti semua yang pembiayaannya ditanggung oleh pusat pengurus besar sama Menpora," kata Effendi.
Kawan Puan, meski Nurul belum bisa menyumbangkan mendali untuk Indonesia, perjuangannya yang besar sampai sejauh ini tentu tidak bisa kita lupakan dan harus diapresiasi.
Kita doakan semoga karier Nurul di angkat besi dapat terus bersinar dan apa yang ia cita-citakan dapat terwujud.(*)