Parapuan.co - Di balik serunya pertandingan 46 cabor, di mana setiap atlet bertanding memperebutkan medali emas, perak dan perunggu, ada satu tradisi unik yang bikin tak sedikit orang terheran-heran.
Tradisi unik ini adalah bagi-bagi kondom gratis bagi atlet yang menempati Kampung Atlet, sebutan bagi tempat tinggal atlet selama pagelaran olahraga akbar ini.
Terlepas dari berbagai kontroversinya, tradisi ini tentu tidak dilakukan tanpa alasan, melainkan ada maksud yang tersirat di baliknya.
Tradisi bagi-bagi kondom sendiri telah dimulai sejak Olimpiade Seoul, Korea Selatan pada tahun 1988.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 Jadi Era Baru bagi Atlet Perempuan di Ajang Olimpiade
Pada saat itu, sebanyak 8.500 kondom didistribusikan pada penghuni Kampung Atlet.
Tradisi ini pun terus berlangsung hingga Olimpiade Tokyo 2020 saat ini.
Tapi, kenapa, sih, kegiatan ini harus menjadi sebuah tradisi di tiap perhelatan Olimpiade?
Data dari WHO menunjukkan, hingga tahun 2020, terdapat 37.700.000 orang yang hidup dengan HIV.
Bahkan, sebanyak 680.000 jiwa meninggal dunia disebabkan virus berbahaya yang satu ini.
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan agar Terhindar dari HIV
Beberapa faktor risiko penularan HIV menurut WHO antara lain ialah penyakit infeksi menular seksual (IMS) seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore dan vaginosis bakteri; berbagi pakai jarum suntik yang terkontaminasi; transfusi darah dan transplantasi jaringan, hingga penindikan yang tidak steril.
Namun, faktor risiko utama dari HIV/AIDS tak lain adalah aktivitas seksual, baik oral maupun anal, tanpa perlindungan.
Penularan HIV/Aids dapat dicegah. Salah satunya adalah melalui penggunaan alat pelindung atau kondom saat berhubungan seksual.
Penggunaan kondom ini tak sebatas pada kondom laki-laki saja, tapi juga termasuk penggunaan kondom perempuan.
Oleh karena itu, demi meningkatkan kesadaran akan bahaya HIV/Aids dan seks yang aman, tradisi bagi-bagi kondom gratis untuk atlet menjadi agenda rutin setiap diadakannya pertandingan olahraga ini.
HIV dan AIDS telah menjadi epidemi yang menghantui seluruh penjuru dunia.
Dengan demikian, sejak Olimpiade Seoul tahun 1988, bagi-bagi kondom telah menjadi bagian integral dari Olimpiade.
Bukan cuma itu, para atlet dan aktivitas seksualnya pada pagelaran Olimpiade bagai menjadi "rahasia umum".
Bahkan, dilansir oleh Time, aktivitas seksual para atlet telah melampaui batas privasi di Kampung Atlet itu sendiri.
Baca Juga: Berikut Ini Merupakan Cara Efektif Mencegah Penularan HIV
Pada Olimpiade 1988 di Seoul saja, kondom-kondom gratis yang dibagikan tersebut bahkan bertebaran di atap Kampung Atlet.
Peristiwa ini akhirnya mendorong pihak Asosiasi Olimpiade untuk mengeluarkan aturan baru yang melarang segala bentuk aktivitas seks di luar ruangan bagi setiap atlet.
(*)