Parapuan.co - Setiap pegelaran olahraga akbar, Olympic, atau Olimpiade digelar, ada satu tradisi unik yang rutin dilakukan.
Tradisi tersebut adalah pembagian alat kontrasepsi berupa kondom untuk para atlet yang bertanding di Olimpiade.
Eits, jangan heran. Tradisi ini bukan merupakan tradisi baru, melainkan sudah dijalankan sejak Olimpiade pada tahun-tahun sebelumnya.
Dikutip dari Slate, tradisi bagi-bagi kondom untuk kalangan atlet perhelatan Olimpiade mulai digalakkan sejak Olimpiade musim panas di Seoul, Korea Selatan tahun 1988.
Baca Juga: Tradisi Unik Saat Olimpiade: Bagi-bagi Kondom untuk Meningkatkan Kesadaran terhadap HIV/AIDS
Pada saat itu, sebanyak 8.500 buah kondom dibagikan secara cuma-cuma pada setiap atlet yang berpartisipasi dalam ajang tersebut.
Sejak saat itu, tradisi ini terus dilanjutkan pada setiap gelaran Olimpiade.
Tak tanggung-tanggung pula, jumlah kondom yang dibagikan makin lama semakin meroket.
Pada Olimpiade Musim Dingin 1994 di Lillehammer, Norwegia, jumlah kondom yang dibagikan pada atlet mencapai 40.000 kondom lateks.
Disusul dengan 90.000 kondom pada Olimpiade musim panas di Sydney tahun 2000; 100.000 kondom pada Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada; 150.000 kondom pada Olimpiade musim panas London 2012.
Angka paling fantastis sepanjang sejarah perhelatan Olimpiade jatuh pada Olimpiade Rio tahun 2016, dengan total yang dibagikan sebanyak 450.000 kondom.
Jumlah ini termasuk 100.000 buah kondom perempuan.
Baca Juga: Apa Saja Makanan yang Disantap Para Atlet Saat Olimpiade Tokyo 2020? Ini Jawabannya
Barangkali Kawan Puan heran dengan tradisi bagi-bagi kondom saat Olimpiade ini.
Sebenarnya, pembagian kondom secara gratis untuk para atlet ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya HIV dan AIDS.
Namun, ada yang beda pada Olimpiade Tokyo tahun ini.
Dilansir dari The Guardian, jumlah kondom yang didistribusikan untuk para atlet pada Olimpiade Tokyo 2020 berjumlah 160.000.
Tapi, kali ini atlet tidak diperkenankan untuk menggunakan kondom tersebut selama berada di Tokyo.
Komite Olimpiade Internasional menjunjung penerapan protokol kesehatan selama pagelaran ini, demi menghambat penyebaran Covid-19, termasuk untuk menjaga jarak aman.
Karena adanya peraturan yang mau tak mau harus dipatuhi oleh setiap atlet, kondom yang sudah dibagikan pun jadi tak terpakai.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Bukti Perempuan Bisa Berprestasi Sekaligus Sumbang Medali
Komite Olimpiade menegaskan bahwa alat kontrasepsi ini tidak untuk digunakan di wilayah Kampung Atlet Olimpiade Tokyo.
Malahan, kondom ini diberikan sebagai buah tangan yang dibawa ke kampung halaman masing-masing atlet untuk mengusung kepedulian terhadap HIV dan AIDS.
Nah, bagaimana pendapat Kawan Puan soal tradisi bagi-bagi kondom ini?
(*)