Begini Saran dari WHO dan UNICEF untuk Ibu Menyusui Selama Covid-19

Sarah D. Ekaputri - Kamis, 5 Agustus 2021
Rekomendasi WHO dan UNICEF untuk ibu menyusui selama Covid-19.
Rekomendasi WHO dan UNICEF untuk ibu menyusui selama Covid-19. Zurijeta

Parapuan.co - Menyusui merupakan salah satu bentuk kasih sayang dan cinta, sakaligus investasi yang dilakukan oleh ibu untuk melindungi kesehatan serta tumbuh kembang anak.

ASI adalah sumber gizi terbaik bagi bayi dan balita.

ASI pun terbukti dapat membantu melindungi anak dari berbagai penyakit, bahkan hingga dewasa nanti.

Lebih lanjut lagi, ASI dapat meningkatkan kecerdasan anak, serta mengurangi risiko obesitas pada anak.

Di skala yang lebih luas, pemberian ASI secara global dapat menyelamatkan lebih dari 820.000 nyawa, dan mencegah pertambahan kasus kanker payudara pada perempuan hingga sebanyak 2.000 kasus.

Baca Juga: Pekan ASI Sedunia 2021, Ini Bahan Skincare yang Aman untuk Ibu Menyusui

Melihat manfaatnya, tak heran jika pemberian ASI mendapatkan dukungan dan perhatian lebih dari WHO, UNICEF dan juga Kemenkes.

Namun, faktanya, sebelum pandemi Covid-19, hanya 1 dari 2 bayi berusia di bawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia.

Padahal, pemberian ASI sangat penting baik untuk ibu maupun bayinya.

Situasi pandemi yang berlangsung saat ini berpotensi memperparah kondisi tersebut.

Berhubung penanggulangan krisis Covid-19 menjadi fokus sistem kesehatan di Indonesia saat ini, dukungan layanan konseling dari konselor bagi ibu menyusui pun turut mengalami hambatan.

Berdasarkan survei yang digarap oleh Kemenkes RI bersama UNICEF, konseling menyusui di masa pandemi hanya menjangkau kurang dari 50 persen ibu dan pengasuh anak berusia di bawah usia dua tahun.

Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Sedunia yang dirayakan setiap minggu pertama di bulan Agustus, WHO bersama dengan UNICEF menghimbau pemerintah, khususnya di Indonesia untuk terus memberikan dukungan dan perlindungan pada ibu menyusui.

Sesuai dengan tema Pekan Asi Sedunia tahun ini, Protect breastfeeding: a shared responsibility, WHO dan UNICEF menekankan bahwa melindungi ibu menyusui merupakan tanggung jawab bersama.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Wardah Siapkan Program Konseling untuk Tenaga Kesehatan

 

Dukungan dan perlindungan dari pemerintah sangat dibutuhkan, terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

Sesuai dengan rekomendasi WHO dan UNICEF, pemerintah perlu mendukung ibu menyusui untuk segera mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Seiring dengan digalakkannya vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil sejak 2 Agustus lalu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pun turut menganjurkan ibu menyusui untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Pemberian vaksin untuk ibu menyusui sangatlah penting.

Sebab, ibu bertanggung jawab dalam perawatan anak, sehingga ibu dipastikan harus dalam kondisi sehat dan terlindung dari Covid-19 agar mampu memberikan pengasuhan pada bayinya dengan optimal.

Termasuk juga, agar ibu dapat memberikan ASI pada bayinya tanpa mengalami masalah apapun.

WHO dan UNICEF mengimbau pemerintah untuk memastikan agar ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 didorong agar tetap menyusui setelah vaksinasi.

vaksinBaca Juga: Kemenkes Sebut 3 Jenis Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil, Bagaimana Efikasinya?

Jika ibu terkonfirmasi atau diduga tertular Covid-19, dan sedang menjalani isolasi mandiri, maka ibu dianjurkan untuk tetap melanjutkan pemberian ASI dengan catatan menerapkan protokol kesehatan.

Ibu juga dianjurkan untuk tetap memberikan ASI pada anak yang diduga atau terkonfirmasi tertular Covid-19.

WHO dan UNICEF juga meminta pemerintah untuk memberikan perlindungan dan dukungan untuk ibu menyusui agar dapat melanjutkan pemberian ASI pada anak, pasca lepas dari status COVID-19 dari ibu dan anak.

Tak lupa, WHO dan UNICEF merekomendasikan pemerintah agar memastikan ketersediaan konseling menyusui untuk semua ibu dan pengasuh dari anak di bawah usia dua tahun, baik melalui komunikasi tatap muka maupun melalui platform digital.

(*) 

 



REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?