Parapuan.co - Selama ini, ketidaksetaraan gender atau gender inequality masih menjadi persoalan yang banyak terjadi di berbagai industri.
Tak heran jika para pebisnis, pemerintah, hingga aktivis saling bekerja sama untuk menyingkirkan stereotip gender dan mulai fokus pada kesetaraan gender.
Sebuah solusi gender inequality berbasis teknologi untuk mewujudkan kesetaraan gender di banyak bidang belum lama ini disuarakan, terutama oleh startup Bubu.com.
Perusahaan agensi digital ini membantu transformasi bisnis melalui strategi dan eksekusi yang menghubungkan individu, brand, dan dunia digital lewat integrasi strategi, desain, dan teknologi.
Sejak 1996, Bubu.com terus bertransformasi melampaui dunia digital hingga kini telah memiliki ventura yang unggul pada digital marketing.
Baca Juga: Kemenpppa Hadirkan Pelatihan Kewirausahaan Berperspektif Gender
Bubu.com berkomitmen untuk terus menciptakan dampak positif bagi individu dan bisnis melalui berbagai aktivitas, seperti Supergirls in Tech.
Supergirls in Tech merupakan sebuah program inkubasi dari yang dibuka untuk mahasiswi tahun ke-3 dan ke-4 dari universitas di seluruh Indonesia.
Pada 28 Juli 2021, telah diadakan Supergirls Summit guna menyambut 100 mahasiswa Indonesia yang terpilih dari 500+ yang diseleksi untuk mengikuti program selama 4 bulan.
Program ini diinisiasi oleh Shinta Dhanuwardoyo selaku founder dan CEO dari Bubu.com.
Tujuan utamanya satu yakni mengatasi permasalahan terkait pemberdayaan perempuan dan ketidaksetaraan gender atau gender inequality berbasis tekonologi.
"Selamat kepada 100 peserta terpilih yang mengikuti program. Saya sangat senang melihat mahasiswa datang dari berbagai tempat, baik dari universitas lokal maupun luar negeri.
Saya selalu percaya bahwa kita sebagai perempuan memiliki kemampuan untuk melakukan apapun yang kita pikirkan.
Dengan teknologi, kita dapat menciptakan lebih banyak kemungkinan dan lebih banyak peluang," jelas Shinta Dhanuwardoyo, CEO Bubu.com.
Baca Juga: Mayoritasnya Perempuan, Komunitas BTS ARMY Indonesia Hadapi Komentar Bias Gender
Program inkubasi ini sendiri fokus pada empat permasalahan, yaitu Education Attainment, Financial Inclusion, Career Opportunity, dan Women’s Health and Empowerment.
Selama 4 bulan program, Supergirls akan dibimbing oleh mentor dari berbagai sektor dan mendapatkan pembelajaran dari profesional perempuan.
Mereka berasal dari bidang terkait, dan akan menciptakan solusi baru yang didukung oleh teknologi dalam menyelesaikan masalah empat pilar utama.
Dari 100 Supergirls, akan dibagi ke dalam 20 kelompok beranggotakan 5 orang, sehingga masing-masing pilar akan diisi 5 kelompok.
Acara Supergirls Summit berfokus kepada penjelasan program secara detil, penjelasan mengenai kurikulum dan perkenalan dengan mentor.
Acara turut dihadiri oleh Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, juga Mikha Tambayong dan Raline Shah selaku Brand Ambassador SuperGirl in Tech.
Beberapa partner yang mendukung SuperGirls in Tech yang hadir antara lain, AVPN, Skystar Ventures (Official Incubator Partner), dan Hactiv8 (Official IT Partner).
"Kami sangat mengapresiasi langkah Bubu.com beserta seluruh pendukung yang telah menyelenggarakan program SuperGirls in Tech 2021/2022 melalui divisi StartupIndonesia.Co.
Semoga event ini dapat menjadi sarana untuk berkarya dan bantu mengurai permasalahan ketidaksetaraan gender melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi serta mencetak talenta digital perempuan di bidang programming yang berdaya saing di tingkat global.
Saya yakin kalian bisa memberikan pengaruh yang sangat besar bagi negeri yang tercinta kita ini," kata Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia dalam sambutannya.
Baca Juga: Hal yang Dapat Kamu Lakukan Saat mengalami Kekerasan Berbasis Gender Online
CEO Bubu.com menambahkan, pihaknya membuat program inkubasi ini lantaran ingin memecahkan masalah terkait kesetaraan gender.
Visinya adalah untuk memberdayakan lebih banyak perempuan untuk memiliki tools, network, dan juga keberanian untuk memimpin.
"Kami akan memberi Supergirls akses ke mentor untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaannya dan memungkinkan mereka membangun startup sendiri," pungkas Shinta.
Luar biasa, ya, Kawan Puan! (*)