dr. Reza menyebutkan bahwa donor plasma tak ada pengaruhnya terhadap kadar antibodi pendonor.
Memang setiap orang yang akan mendonorkan plasmanya harus memenuhi syarat tertentu, salah satunya adalahnya jumlah titer antibodi yang memadahi.
Namun, hal ini tak berarti dengan mendonorkan plasma titer antibodi seseorang akan terus tinggi.
"Jadi, gini, kemarin memang ada di medsos juga, ada yang bilang kalau berdonor plasma secara rutin nanti antibodinya akan terus tinggi. Kalau selama ini yang saya tahu dan kami coba teliti, jawabannya tidak," ungkap dr. Reza.
dr. Reza menjelaskan bahwa antibodi seseorang akan menurun atau bahkan menghilang dengan sendirinya seiring dengan berjalanannya waktu.
Baca Juga: Mudahkan Akses Donor Plasma Konvalesen, Darah untuk Kita Jaring Pendonor dengan Skrining Sukarela
Namun, menurun atau habisnya antibodi itu bukan disebabkan karena melakukan donor plasma.
Waktu berkurangnya antibodi setiap orang pun berbeda-beda tergantu pada kondisi fisiknya.
"Antibodi itu pada saatnya juga akan hilang atau turun. Turunnya itu sebenarnya bukan dari donor plasma. Jadi, berbeda-beda setiap orang," jelasnya.
Hal ini sejalan dengan penjelasan dr. Agni, yang mengatakan bahwa antibodi pendonor atau penyintas Covid-19 lama kelamaan akan turun baik dirinya mendonorkan plasma atau tidak.
"Iya jelas, kita tidak donor plasma pun antibodi si pendonor lama kelamaan juga akan berkurang. Karena orang normal harusnya dia tidak punya antibodi Sars-CoV-2 (Covid-19)," terang dr. Agni.
(*)