Parapuan.co - Menginjak masa pubertas, anak remaja pasti mengalami perubahan sosial dan emosional menuju kedewasaan.
Sebagai orang tua, kamu memiliki peran besar dalam membantu dan mendampingi anak mengembangkan emosi dan keterampilan sosial mereka.
Jaga agar hubungan tetap kuat dan sehat, sebab sangat penting untuk untuk mendukungnya melewati masa-masa penuh perubahan ini.
Baca Juga: Berbeda Pendapat dengan Orang Tua? Ini 5 Cara Santun Meresponnya
Selain itu, menghindarkan mereka agar tidak mudah terjerumus karena lingkungannya dan menjaga batasannya.
Lantas, bagaimana cara mendukung mendukung perkembangan sosial dan emosional anak remaja?
1. Jadilah panutan
Sebagaimana dilansir dari Raising Children Network (Australia), orang tua bisa menjadi panutan untuk hubungan positif dengan teman, anak, pasangan, dan kolega.
Anak remaja akan belajar dari melihat hubungan yang memiliki rasa hormat, empati, dan cara-cara positif untuk menyelesaikan konflik.
Orang tua juga dapat menjadi panutan cara-cara positif dalam menghadapi emosi, suasana hati, dan konflik yang sulit.
Misalnya, manajemen amarah dengan mengatakan, 'Saya lelah dan kesal. Saya merasa tidak bisa bicara sekarang tanpa merasa kesal. Bisakah kita membicarakannya besok pagi?'.
2. Kenali teman anak
Mengenal teman anak dan membuat mereka diterima di rumah akan membantu orang tua mengikuti hubungan sosial anaknya.
Sesekali orang tua bisa memperhatikannya, dan saat mereka pulang tanyakan kepada anak remaja bagaimana temannya tersebut memberikan pengaruh atau kegiatan apa saja yang dilakukan bersama.
3. Dengarkan perasaan anak
Mendengarkan secara aktif dapat menjadi cara yang ampuh untuk memperkuat hubungan orang tua dan anak.
Untuk mendengarkan secara aktif, orang tua perlu meluangkan waktu agar fokus pada topik pembicaraan.
Hargai perasaan dan pendapat anak dan cobalah untuk memahami sudut pandang mereka, meskipun itu tidak sama denganmu.
Baca Juga: 6 Tahap Ajarkan Anak Tanggung Jawab Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga
4. Saling terbuka tentang perasaan
Memberi tahu anak bagaimana perasaan orang tua ketika mereka berperilaku dengan cara tertentu membantu anak belajar membaca dan merespons emosi.
Cara ini sebagai contoh yang positif dan konstruktif untuk berhubungan dengan orang lain.
Misalnya sesederhana dengan mengatakan, 'Saya merasa sangat senang ketika kamu berhasil menyelesaikan pekerjaan rumah tepat waktu.'
5. Bicara tentang hubungan dan seksualitas
Jika orang tua berbicara tentang hubungan dan seksualitas secara terbuka dan tidak menghakimi, hal itu dapat meningkatkan kepercayaan di antara kalian.
Ketika momen-momen ini muncul, ada baiknya mencari tahu apa yang sudah diketahui oleh anak. Perbaiki informasi yang salah dan berikan fakta.
Tentu saja, beri tahu mereka bahwa orang tua akan selalu siap untuk berbicara tentang pertanyaan atau masalah.
6. Fokus pada hal positif
Hubungan antara orang tua dan anak juga berpotensi menimbulkan konflik akibat masalah tertentu, seperti kesalahpahaman atau perbedaan pendapat.
Marah adalah tindakan yang normal dan sehat apabila mengetahui cara menghadapinya.
Alih-alih meledak dan tidak terkendali, berusahalah untuk mengatur napas, duduk, dan fokus pada hal-hal positif yang sudah anak-anak lakukan.
Jika sudah tenang, evaluasi perbuatan atau kesalahpahaman dengan anak, kemudian luruskan mana yang sesuai untuk dilakukan.
Baca Juga: Kreatif, Begini Cara Anak Mona Ratuliu ketika Minta Dibelikan Sesuatu
Jadi, perubahan emosional dan sosial pada remaja berkembang cepat di usianya guna membentuk kepribadian menuju dewasa.
Jangan tinggalkan mereka mengarungi perubahannya sendiri, jadilah panutan dan tingkatkan hubungan antara orang tua dan anak.
(*)