4. Tenun Ikat Flores
Kain tenun satu ini disebut sebagai salah satu wastra Indonesia yang bernilai seni tinggi karena rumitnya proses pembuatan untuk satu lembar kainnya.
Diketahui, dalam pembuatan kain tenun ikat Flores ini setidaknya harus melewati 20 tahapan dan waktu yang panjang.
Kain tenun ikat ini diproduksi di sejumlah wilayah Flores yakni Maumere, Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo, Manggarai, Lio, dan Lembata.
Masing-masing daerah tentu saja memiliki motif, corak, dan warna yang berbeda, sehingga begitu merepresentasikan betapa beragamnya suku, adat, agama, dan kehidupan masyarakat Flores.
Lebih lanjut lagi, ragam motif yang dimiliki ini juga sarat akan makna, misalnya pola belah ketupat yang memiliki arti persatuan antara pemerintah dan masyarakat.
Baca Juga: Dipamerkan di Paris Fashion Week, Pakaian Ini Terbuat dari Jamur asal Indonesia
5. Kain Tapis
Kain tenun satu ini merupakan kain kebanggaan masyarakat Lampung yang terbuat dari benang kapas serta diberi hiasan sulaman benang emas, perak, atau sutera.
Mulanya, kain ini dirancang sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan hanya digunakan pada acara adat atau ritual keagamaan.
Namun, seiring perkembangan zaman, kain tapis dapat digunakan sehari-hari dan banyak dibuat sebagai buah tangan andalan dari Lampung.
Jika dilihat dari motif, kain ini memiliki motif yang beragam dengan makna yang berbeda-beda.
Misalnya, motif kapal melambangkan perjalanan hidup manusia karena dianggap sebagai kendaraan yang membawa perjalanan kehidupan manusia mulai dari lahir hingga kematian.
Penggunaan kain tapis ini juga dapat menggambarkan status sosial seseorang dalam masyarakat adat.
(*)