Konflik batin antara kewajiban sebagai anak kepada orang tua serta mimpi-mimpinya membuat Yuni gusar dan kebingungan.
Kisah Yuni di film ini menggambarkan masa remaja yang seharusnya penuh kebahagiaan seketika harus berubah menjadi sebuah kebimbangan.
Kamila Andini, yang sebelumnya menyutradarai film Sekala Niskala, menggambarkan tokoh Yuni dengan barang-barang dan pakaian serba ungu.
Ia juga memberikan gambaran masa remaja di pinggiran kota, serta dialog berbahasa Banten.
Baca Juga: Penyalin Cahaya, Film Panjang Pertama Wregas Bhanuteja Angkat Isu Kekerasan Seksual
Warganet di media sosial menilai film Yuni merupakan film yang langka karena membahas mimpi perempuan remaja di daerah yang jauh dari kota.
Selain itu, film ini juga mengangkat budaya Banten yang tidak banyak terlihat di film-film Indonesia sebelumnya.
Film Yuni akan berkompetisi bersama tujuh film dari negara-negara berbeda lainnya di program kompetisi Festival Film Toronto 2021.
Film Yuni juga diproduksi oleh Fourcolours Films yang bekerja sama dengan Akanga Film Asia Singapura, Manny Films Perancis, dan dikembangkan di Torino Film Lab. (*)