Selain Mengancam, Ini Perilaku Lain yang Ditunjukan Emotional Blackmail

Saras Bening Sumunarsih - Senin, 16 Agustus 2021
Perempuan yang mengalami emotional blackmail
Perempuan yang mengalami emotional blackmail primipil

Parapuan.co – Istilah emotional blackmail mungkin kerap Kawan Puan dengar.

Ternyata, istilah ini sudah muncul sejak tahun 1997, loh.

Emotional blackmail merulakan bentuk manipulasi hubungan gang berupa ancaman.

Tentunya, emotional blackmail dapat dilakukan oleh siapapun tak terkecuali pasangan.

Emotional blackmail merupakan kondisi di mana kamu selalu mendapat ancaman dari pasangan mulai dari ancaman yang ringan hingga ancaman yang dapat membahayakan Kawan Puan.

Baca Juga: Red Flag di Aplikasi Kencan yang Perlu Kita Waspadai, Apa Saja?

Tentu, emotional blackmail dilakukan untuk mengontrol segala hal yang ada dalam dirimu dan membuatmu patuh pada mereka.

Susan Forward, penulis buku yang berjudul “Emotional Blackmail: When the People in Your Life Use Fear, Obligation, and Guilt to Manipulate You” menjelaskan bahwa emotional blackmail menjadi salah satu bentuk pemerasan emosional yang manipulatif.

Tak hanya itu, Susan juga menjelaskan bahwa ada enam kategori perilaku emotional blackmail atau pemerasan emosional ini.

Seperti yang dilansir dari Healthline.com, berikut 6 kategori yang termasuk dalam emotional blackmail tersebut:

Meminta

Langkah awal yang dilakukan pasangan saat melakukan blackmail adalah dengan mengajukan permintaan.

Tentunya, permintaan tersebut mereka ajukan semata-mata hanya untuk membuatmu patuh.

Pasangan mungkin akan melakukannya secara eksplisit seperti melarangmu untuk hangout dengan teman atau bahkan mereka akan nekat membuntuti jika Kawan Puan melakukannnya.

Pasangan mungkin bisa melakukannya dengan lebih halus seperti mendiamkanmu dan membuatmu mencari akar penyebabnya.

Perlawanan

Ketika Kawan Puan tidak melakukan apa yang pasanganmu minta, mereka akan menunjukan perlawanan untukmu.

Tentunya beragam perlawanan akan mereka lakukan seperti berusaha terus meyakinkan dirimu hingga menunjukan perlawanan dengan kasar seperti marah dan bahkan merusak benda sekitar.

Menekan

Pasangan yang melakukan emotional blackmail akan terus menekan Kawan Puan untuk memenuhi permintaan mereka.

Mereka akan berusaha menbujuk hingga mengkritik dan merendahkanmu.

Tak jarang jika saat pasaangan berusaha menghentikan apa yang kamu lakukan membuatmu seolah-olah bersalah dan tidak berusaha mempertahankan hubungan.

Baca Juga: Pasangan Sering Mengancam? Bisa Jadi Kamu Alami Emotional Blackmail

Mengancam

Hal lain yang kerap pasangan lakukan saat melakukan emotional blackmail adalah dengan memberi ancaman.

Ancaman yang diberikan tentu beragam seperti akan menghancurkan kariermu, membuatmu kehilangan pekerjaan, hingga mencelakai diri Kawan Puan.

Menyerah

Tentu saja kamu tidak ingin mereka dimanfaatkan secara terus-menerus oleh ancaman mereka, sehingga kamu lebih memilih menyerah.

Menyerah bisa menjadi proses akhir emotional blackmail.

Pasalnya, saat kamu menyerah dari ancaman yang kamu dapatkan, memungkinkan akan memberi jalan kedamainan dalam hubungan.

Pengulangan

Seiring berjalannya waktu, emotional blackmail mengajarkan bahwa lebih mudah untuk mematuhi daripada menghadapi tekanan dan ancaman yang terus-menerus.

Saat Kawan Puan mendapatkan tekanan dan ancaman dari pasangan, tentu akan membuatmu stres dan bahkan membuat kondisi mentalmu terganggu.

Kawan Puan, itu tadi beberapa contoh perilaku emotional blackmail.

Meski demikian, emotional blackmail menjadi salah satu bentuk hubungan manipulatif dan menjadi indikasi toxic relationship.

Baca Juga: Jaga Jarak, Ini 4 Tipe Orang Toksik yang Tak Perlu Diberi Perhatian

Sumber: Healthline.com
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati