Parapuan.co - Konflik di Afghanistan kian memanas setelah kelompok bersenjata Taliban menduduki ibukota Kabul awal pekan ini.
Hal ini membuat warga sipil menjadi takut. Bahkan, Presiden Afghanistan, Ashraf Gani, melarikan diri dari negaranya.
Baca Juga: Viral! 10 Lagu TikTok Ini Sering Dipakai Penggunanya Sepanjang Masa
Taliban menjadi momok bagi warga sipil lantaran sejarah kelamnya di masa lalu.
Banyak warga Afghanistan yang merasa takut akan kembalinya praktik-praktik kekerasan pemaksaan hukum agama syariah seperti di masa lalu.
Gejolak konflik yang sudah berlangsung selama puluhan tahun itu dilukiskan oleh orang-orang yang melihatnya.
Dari novelis hingga jurnalis, mereka mencoba menafsirkan budaya, masyarakat, situasi yang tak menentu di Afghanistan.
Dilansir dari berbagai sumber, ini dia 4 buku dan novel yang menceritakan situasi perang di Afghanistan.
1. Khaled Hosseini – The Kite Runner
Novel ini merupakan buku pertama dari Khaled Hosseini, seorang penulis asal Kabul, Afghanistan yang kini tinggal di Amerika.
Buku ini pun menjadi buku terlaris di Amerika pada tahun 2003 dan membuat Khaled dikenal di kancah global, sebagaimana dilansir dari The Culture Trip.
Novel The Kite Runner mengisahkan tentang kisah hidup Amir, seorang anak laki-laki dari distrik Wazir Akbar Khan di Kabul.
Ia bersahabat dengan Hassan, putra seorang pelayan beretnis Hazara di rumahnya.
Baca Juga: Trailer Drakor Snowdrop yang Dibintangi Jisoo BLACKPINK Dirilis, Penggemar Heboh!
Keduanya terpisah lantaran perubahan iklim politik di Afghanistan yang berubah-ubah.
Novel ini menggambarkan ketegangan politik di Afghanistan mulai dari pemerintahan monarki hingga rezim Taliban yang mengerikan melalui serangan Soviet di tahun 1979.
Oh iya, novel ini sendiri pun juga sudah dibuat dalam bentuk film lho, Kawan Puan.
Filmnya sendiri rilis pada tahun 2007 dan disutradarai oleh Marc Foster.
2. Khaled Hosseini – A Thousand Splendid Suns
Konflik di Afghanistan pun kembali menjadi isu yang diangkat di buku kedua Khaled Hosseini, yakni A Thousand Splendid Suns.
Kisahnya menceritakan dua perempuan di Afghanistan yang berbeda generasi, yaitu Mariam dan Laila.
Kedua perempuan ini sama-sama mengalami tragedi yang disebabkan oleh kondisi perang yang berkecamuk di Afghanistan selama lebih dari 30 tahun tersebut.
Baca Juga: Kehabisan Ide Selama Pandemi? Coba Baca Buku dan Rasakan 4 Manfaat Ini
Melalui Mariam dan Laila, Khaled Hosseini menggambarkan berbagai peristiwa-peristiwa yang bergejolak selama di Afghanistan, mulai dari invasi Soviet, pemerintahan Taliban hingga pembangunan kembali pasca-Taliban.
Kisah peristiwa selama tiga dekade dalam sejarah Afghanistan ini menempati posisi 3 di Time's Top 10 Ficiton Book tahun 2007.
3. Andrea Busfield – Born Under a Million Shadows
Buku ini ditulis oleh Andrea Busfield, jurnalis Inggris yang melakukan perjalanan ke Afghanistan untuk melaporkan penurunan kekuasaan Taliban oleh Amerika Serikat pada tahun 2001.
Selama di sana, dia bertemu anak-anak yang mencari nafkah untuk keluarga mereka dengan melayani turis dengan cara yang sangat kreatif.
Salah satu dari anak-anak ini, Fawad, memiliki sifat yang nakal tetapi menarik.
Melalui hidup Fawad, Busfield membawa kita ke sebuah negara yang hidup dalam ketakutan tiada berkesudahan, serta berusaha bangkit di tengah-tengah kesuraman yang ada.
Baca Juga: Angkat Isu Perjuangan Mimpi, Ini Dia Deretan Film Lokal Terbaik Karya Anak Bangsa
4. Christina Lamb - Farewell Kabul : From Afghanistan To A More Dangerous World
Christina Lamb, jurnalis asal Britania Raya ini juga menulis buku tentang kondisi di Afghanistan, seperti melansir dari Indian Express.
Dirilis pada tahun 2015, buku ini menjadi catatan komprehensif ketika Afghanistan dibantu oleh Amerika Serikat.
Terdiri dari 600 halaman, buku ini menganalisis tentang situasi yang terjadi di Afghanistan.
Dari adegan perang hingga pasar, hingga beberapa waktu dengan Presiden Hamid Karzai (yang muncul sebagai sosok yang sangat aneh) hingga kematian Bin Laden, semuanya diceritakan dalam buku ini.
(*)