Parapuan.co - Baru-baru ini, istilah childfree kembali ramai diperbincangkan.
Pasalnya, Youtuber Gita Savitri Devi belum lama ini mengungkap komentarnya tentang kehidupan pernikahan tanpa anak atau childfree, yang disepakatinya bersama sang suami, Paul Andre.
Para pasangan yang memutuskan untuk childfree kerap kali dipandang negatif.
Baca Juga: Melihat Jejak dan Kendali Perempuan Memperjuangkan Mimpi dari Masa ke Masa
Di luar negeri sendiri pilihan childfree yang dibicarakan ini tak sedikit menuai kontroversi.
Banyak pasangan yang memutuskan untuk tak memiliki anak dalam pernikahan dipandang rendah oleh masyarakat.
Penelitian berjudul Parenthood as a Moral Imperative? Moral Outrage and the Stigmatization of Voluntary Childfree Women and Men menyebutkan selama tiga dekade ini, pasangan yang memilih tidak punya anak selalu dipandang rendah oleh masyarakat.
Masa depan mereka dianggap suram, dinilai egois dan berpikiran bahwa mereka hanya bersenang-senang saja.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh peneliti dan penulis buku Childlesness in United States, Tomas Sobotka dari Vienna Institute of Demography mengatakan jumlah pasangan yang menganut childfree semakin bertambah setiap tahunnya.
Berbagai macam alasan menjadikan pasangan mengambil keputusan tersebut.
Khawatir tidak bisa memberikan fasilitas yang layak untuk anak, keuangan terbatas, pekerjaan yang mengharuskan untuk berpindah-pindah lokasi serta lingkungan yang tidak memungkinkan menjadi alasan yang mendasarinya.
Dari alasan yang ada dalam penelitian tersebut, tidak ditemukan alasan tidak bisa bersenang-senang karena sudah memiliki anak dan berbagai pernyataan dari stigma negatif yang dibicarakan orang-orang.
Baca Juga: Malala Yousafzai Desak Para Pemimpin Dunia Lindungi Hak Perempuan Terkait Konflik Afghanistan
Alasan Memilih Childfree
Dalam podcast Podcast ABC Ladies, We Need To Talk, seorang psikoterapis Zoe Krupka mengatakan bahwa keputusan perempuan untuk childfree tidak didasarkan pada hal-hal yang berada di luar kendalinya.
Dr Krupka mendefinisikan childfree sebagai seorang perempuan yang membuat keputusan secara sadar, bahwa dia tidak ingin memiliki anak sendiri.
"Itu tidak berarti dia (perempuan) tidak ingin menjadi orang tua bersama atau orang tua tiri atau membantu teman-temannya dengan anak-anak mereka atau menjadi bibi.
"Tetapi mereka membuat keputusan secara sadar, bukan didasarkan pada ketidaksuburan atau kesempatan atau keadaan di luar kendalinya," ujar dr. Zoe dalam ABC.
Baca Juga: Tak Hanya Kartini, 4 Pahlawan Perempuan Ini Berjasa Bagi Indonesia
Bersama Tony Shepard, seorang penulis dan jurnalis, mereka memaparkan berbagai alasan perempuan memilih untuk tidak punya anak, seperti overpopulasi, perubahan iklim, naluri keibuan yang kurang, serta masalah kesehatan.
Zoe juga mengatakan perempuan kerap dikaitkan dengan standarnya untuk menjadi seorang ibu dan tidak ada dukungan bagi perempuan yang memilih untuk childfree.
Dalam podcast tersebut, Zoe menyebut tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa orang lebih tidak mementingkan diri sendiri sebagai orang tua.
Memang, masih banyak stigma negatif di masyarakat soal pasangan yang memutuskan untuk tak memiliki anak.
Akan tetapi, hal tersebut dikembalikan lagi pada kemampuan kamu dan pasangan.
Apalagi, memiliki anak merupakan tanggung jawab yang tidak main-main, bukan?
Pada akhirnya, kebebasan untuk memilih dan hal itu merupakan sesuatu yang harus kita rayakan.
Baca Juga: Angkat Isu Perjuangan Mimpi, Ini Dia Deretan Film Lokal Terbaik Karya Anak Bangsa
(*)