Sementara yang berhubungan dengan infertilitas, pemeriksaan perlu dilakukan bersama dengan pasangan.
"Kalau bicara soal infertilitas, bukan hanya endometriosis yang jadi faktor penentu. Kita akan evaluasi berdua," tambah dr. Ferry.
Pemeriksaan infertilitas ini perlu dilakukan baik oleh istri maupun suami. Menurut dr. Ferry, 45 persen masalah infertilitas bisa berasal dari istri, dan 35 hingga 45 persen masalah bisa terjadi karena faktor suami.
Untuk suami akan dilakukan pemeriksaan sperma, sementara pada istri akan dilakukan pemeriksaan USG.
Pemeriksaan ini pun tak butuh waktu lama karena pemeriksaan infertilitas bisa dilakukan hanya dalam satu hari saja.
Biasanya pasangan datang di hari kedua saat haid untuk devaluasi dan menjalani USG. Kemudian, tim medis akan menganjurkan untuk pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan sperma dan saluran telur.
Pemeriksaan lanjutan ini akan dilakukan satu minggu setelahnya, yakni di hari ke-9 sampai ke-12 haid untuk mengevaluasi apakah saluran telur atau tuba falopi dalam keadaan terbuka atau tidak.
Lebih lanjut, dr. Ferry menganjurkan agar pemeriksaan dilakukan di klinik atau dokter yang memang telah dipercaya oleh pasien.
Hal ini agar pasien merasa nyaman dan dapat berkomunikasi dengan dokter lebih baik lagi demi mendapatkan penjelasan yang mendalam.
(*)
Baca Juga: Merencanakan Kehamilan? Terima 4 Vaksin Ini Demi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan