Viral di Twitter, Film Selesai Dikritik Bawakan Narasi Male Gaze dan Seksisme

Alessandra Langit - Jumat, 20 Agustus 2021
Film Selesai menjadi viral di media sosial
Film Selesai menjadi viral di media sosial Niky Tanjung/Instagram @gadiiing

Parapuan.co - Film Selesai karya Tompi yang dibintangi oleh Ariel Tatum, Anya Geraldine, dan Gading Marten, sedang menjadi pembicaraan hangat di media sosial.

Menceritakan kisah perselingkuhan, film ini dinilai warganet memojokkan perempuan dan menerapkan narasi serta lensa male gaze.

Male gaze adalah kondisi di mana perempuan dalam media dilihat dari sudut pandang mata laki-laki.

Perempuan direpresentasikan sebagai objek pasif dari hasrat laki-laki. Penonton dipaksa untuk melihat karakter dalam film dari sudut pandang yang dianggap memuaskan mata laki-laki.

Teori male gaze pertama kali diciptakan oleh Laura Mulvey, seorang ahli teori film feminis dari Inggris dalam esainya yang berjudul Visual Pleasure dan Narrative Cinema.

Menurut analisa Laura Mulvey, salah satu alasan male gaze masih digunakan adalah perusahaan film yang memproduksi film-film ini didominasi oleh laki-laki.

Baca Juga: Menampilkan Ariel Tatum, Film Selesai Karya Tompi akan Segera Tayang di Bioskop Online

Bioskop juga didominasi oleh industri yang digemari oleh laki-laki, maka para produser masih mengutamakan keuntungan yang bisa didapat dari sebuah film, dan male gaze adalah salah satu hal yang menjual.

Male gaze dapat ditemukan lewat narasi film yang memojokkan perempuan dan pengambilan gambar yang mengksplorasi tubuh perempuan sesuai dengan pandangan laki-laki.

Sejak awal dirilis trailer-nya, film Selesai telah menjadi perhatian masyarakat karena mengandung potongan adegan yang sensual.

Narasi male gaze yang ada di film Selesai juga menjadi sorotan khusus dari banyak masyarakat.

Digarap oleh sutradara laki-laki, cerita di film ini dinilai memberikan beban kesalahan kepada karakter perempuan atas masalah yang ditimbulkan oleh laki-laki.

Ayu yang diperankan oleh Ariel Tatum merupakan gambaran stereotip istri yang diidamkan oleh laki-laki.

Ketika karakter Ayu menunjukkan dominasinya dan kemampuan untuk memimpin dalam rumah tangga, suaminya pun merasa terkalahkan.

Sebagai istri, Ayu digambarkan tidak memiliki pilihan dan kehendak untuk mengambil alih rumah tangga karena itu adalah tugas laki-laki.

Akibatnya, Broto, suami Ayu yang diperankan oleh Gading Marten, memilih untuk berselingkuh dengan perempuan yang lebih penurut.

Baca Juga: Jadi Istri Gading Marten di Film Selesai, Ini Cara Ariel Tatum Bangun Chemistry dan Batasan

Broto berselingkuh dengan karakter Anya yang diperankan oleh Anya Geraldine. Anya digambarkan lemah lembut dan selalu mengikuti kemauan dari Broto.

Tidak hanya seksis, film ini juga dianggap menerapkan stereotip yang sudah berusaha dihilangkan di industri film yaitu perempuan harus memiliki sifat penurut untuk dapat dicintai.

Dalam diskusi yang diadakan di fitur Space Twitter, Tompi sebagai sutradara dan Imam Darto selaku penulis naskah membenarkan pandangan yang dirasa seksis tersebut.

"Ayu kan dominan di rumah tangga, itu membuat Broto memilih untuk selingkuh dengan Anya yang lebih nurut," ungkap Tompi.

Kesalahan yang Broto lakukan sepanjang cerita tentu memberikan dampak yang berat kepada Ayu.

Namun, film ini sama sekali tidak memihak kepada Ayu yang menjadi korban dan perselingkuhan Broto.

Karakter Ayu sangat dipojokkan dalam film ini. Sebagai perempuan, Ayu tidak memiliki hak bahkan untuk menggugat cerai.

Sedangkan Broto yang adalah pelaku dengan bebas menyalahkan semuanya kepada Ayu yang dianggap selalu ingin memutuskan.

Penggambaran karakter perempuan dan narasi male gaze tersebut hanya dapat terjadi jika pembuat film laki-laki enggan untuk melibatkan perspektif perempuan dalam pembuatan filmnya.

Pembuat film laki-laki seringkali melupakan fakta bahwa mereka tidak bisa menghidupkan karakter perempuan yang nyata tanpa keterlibatan perempuan dalam pengembangan film tersebut.

Baca Juga: Kembali Akting Setelah Lama Hiatus, Ariel Tatum Temukan Tantangan Ini dalam Film Selesai

Selain narasi, banyak aktivis feminis di media sosial yang menganggap eksplorasi tubuh perempuan merupakan rekaman lensa male gaze.

Karakter Ayu dan Anya digambarkan sebagai perempuan berpenampilan menarik sesuai dengan pandangan mata laki-laki.

Ayu yang berpakaian terbuka dalam film ini pun menjadi alasan seorang supir, yang diperankan oleh Imam Darto, bergairah.

"Secara biologis, kalau lihat perempuan seksi, laki-laki pasti bakal tergoda kan. Faktanya begitu," jelas Tompi pada diskusi di Twitter.

Pernyataan Tompi tersebut memantik diskusi panjang dan kegeraman perempuan di media sosial.

Film Selesai dan Tompi sampai saat ini masih menjadi Trending Topic di Twitter dan bahan pembicaraan yang ramai.

Baca Juga: Lama Ditunggu Penggemar, Ariel Tatum Rencanakan Kembali Main FTV

Bagi Kawan Puan yang penasaran, kamu dapat menyaksikan film Selesai di halaman streaming film Bioskop Online. (*)

Sumber: Twitter,Visual Pleasure dan Narrative Cinema
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Serba-serbi Demam Babi Afrika yang Sedang Ramai, Ketahui Penyebab dan Penularannya